Tangan Kreatif Bidan di Siak ini Sulap Air Gambut Jadi Air Bersih

gambaran-air-gambut.jpg
(internet)

Laporan: EFFENDI

RIAU ONLINE, SIAK - Air gambut identik dengan air yang tak sehat untuk dikonsumsi. Terlebih lagi dari tampilan pertamanya, warna kecoklatan dari air gambut sering kali membuat orang enggan untuk menggunakannya.

Namun bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan gambut, mau tak mau harus menggunakan air ini untuk menunjang aktivitas sehari-harinya. Bahkan ada yang nekat meminumnya secara langsung tanpa dimasak.

Kondisi inilah yang menggelitik Desi Yarsina, seorang perawat di Sungai Apir, Kabupaten Siak. Di tangan kreatifnya, air gambut bisa disulap menjadi air yang layak konsumsi.

Ia mencoba melakukan usaha penjernihan air (air bersih) secara sederhana. Dengan membuat alat yang murah, hanya Rp.200 ribu. Inovasi ini diberi nama Water Peat Purification Siak (WPPS).

"Syarat air bersih adalah tidak berwarna, tdk berbau dan tidak berasa, jadi air gambut itu tidak memenuhi syarat, karena warna dan rasanya payau," ujar Desi Yarsina, Senin, 2 Oktober 2017 kemarin.

Dengan masalah tersebut, maka dirinya mencoba mengkombinasikan teori kimiawi dengan teori alir rambat sebagai filtrasinya. Selanjutnya, jika telah terjadi pengendapan humat gambut ke bawah, air jernih dialirkan ke dalam pipa filtrasi yang berisi pasir dan karbon aktif (arang).


Dari proses inilah, akan mendapatkan air bersih yang lebih layak untuk dikonsumsi.

Inovasi ibu tiga anak itu ternyata sangat diapresiasi Bupati Siak, Syamsuar, sehingga dia sudah meminta untuk dilakukan kajian atau mengecek kualitas air.

"Jika berhasil kita bantu tiap rumah di kecamatan mengunakan inovasi ini, terutama kecamatan di lahan gambut," kata Bupati Syamsuar.

Sesuai data yang diperoleh Syamsuar di lapangan, proses penjernihan air ini modalnya tak sampai Rp 250 ribu per harinya bisa menghasilkan untuk 2 galon air.

"Saya tau yang menemukan inovasi tersebut, dia seorang perawat di Sungai Apit, dan pernah tercatat sebagai perawat terbaik nasional tahun 2016," ucap Syamsuar.

Ia berpesan, jangan pernah puas dengan apa yang telah kita buat. Teruslah bekerja dan berkarya untuk semua orang. Kembamgkan potensi dan tingkatkan kreativitas sehingga akan lahir inovasi inovasi baru.

Tak hanya dari bupati, inovasi ini juga mendapat pengakuan sebagai Pemenang I Tenaga Kesehatan Teladan Kategori Paramedis Tingkat Propinsi Riau tahun 2016. Tidak hanya itu, dirinya pun masuk 10 besar perawat teladan tingkat nasional.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id