Aksi Perambahan Hutan di Cagar Alam Warnai Mekarnya Bunga Bangkai Tertinggi di Dunia

Bunga-Bangka-Tertinggi-di-Dunia.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, KAMPAR - Terbayar lunas rasa lelah dan sakit yang mendera sekujur tubuh saat pemandangan yang masih alami terhampar di Cagar Alam (CA) Bukit Bungkuk, Desa Bukit Melintang, Kecamatan Kuok, Kabupaten Kampar.

Di sini, Cagar Alam Bukit Bungkuk terdapat sungai dengan air yang jernih, disertai tanaman masih hijau-hijau dan pohon-pohon besar-besar serta adanya air terjun mini. 

Lebih penting dari itu semua, terdapatnya bunga bangkai jenis Amorphopallus gigas, dengan tinggi mencapai 4,3 meter. Padahal, saat diukur Jumat, 15 September 2017 silam, tingginya 3,97 meter. 

Bunga bangka ini ditemukan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Riau. RIAUONLINE.CO.ID, saat melihat lebih dekat bunga bangkai tersebut, Senin, 18 September 2017, bunga yang hanya tumbuh diusia 4-5 tahun tersebut, sudah mulai layu. 

Baca Juga: 

Ternyata Bunga Bangkai Tertinggi Di Dunia Ada Di Kampar, Riau. Ini Dia...

Musimnya Raflesia Mekar Di Provinsi Ini

Bunga bangkai diklaim sebagai tertinggi di dunia itu kini kuntumnya sudah patah dan mengarah condong ke bawah. Sementara satu bunga lainnya, masih kuat berdiri dan menunggu untuk layu sama seperti pendahulunya.

Saat ditemukan oleh tim dari BKSDA Riau dan masyarakat, pekan lalu, Rabu, 13 September 2017, bunga tersebut sudah menunjukkan tanda-tanda akan mekar.

Bunga Bangkai Tertinggi di Dunia

Padahal, Amorphopallus gigas diperkirakan hanya akan dapat bertahan hidup selama 2-3 hari saja. Bisa dipastikan perjalananan pengukuran ulang ini sudah terlambat beberapa hari.

"Setelah kita melakukan pengukuran ulang sebelumnya dengan panjang 3.97 meter, kini bunga bangkai ini memiliki panjang 4.3 meter, meskipun sudah layu. Ini merupakan Gigas terpanjang di dunia," kata Kepala Bidang KSDA Wilayah II, Heru Sutmantoro di lokasi. 

Berangkat dari Pekanbaru melalui jalur darat pukul 09.30 WIB, untuk menempuh perjalanan ke lokasi memakan waktu selama 2.5 jam.

Namun, perjalanan sesungguhnya baru akan dimulai saat melanjutkannya dengan mengikuti jalan setapak berjalan kaki dari kantor Kepala Desa menuju Cagar Alam, menembus dua bukit berbatu dipenuhi berbagai macam jenis pepohonan.


Tim terdiri dari beberapa personel BKSDA Riau dan jurnalis lokal Riau dipaksa bergerak menyusuri anak Sungai Singolan, satu-satunya akses menuju tumbuhnya bunga bangkai tersebut.

Karena alirannya surut, selama perjalanan lebih leluasa berjalan tanpa harus bersusah payah melawan derasnya arus. Sesekali, air terjun mini mata airnya keluar dari ratusan sumber, berusaha menahan kami untuk tetap tinggal.

Begitu juga dengan ikan-ikan kecil warna-warni lalu lalang melintas di kedalaman air hanya seukuran betis orang dewasa. Batu bercadas dengan berbagai ukuran, turut menjadi daya tarik tersendiri sebelum menyaksikan langsung pemandangan langka, kehadiran bunga bangkai tertinggi di dunia hanya ada di Kabupaten kampar.

Namun disayangkan, keindahan memukau tersebut seperti dirampas begitu saja. Di tengah perjalanan, pemandangan sisa-sisa kerja dari para perambah ilegal tersajikan di depan mata. Kayu-kayu berbentuk lingkaran, papan hingga seukuran tubuh orang dewasa siap diperjualbelikan.

Bunga Bangkai Tertinggi di Dunia

Kayu penebangan ilegal tersebut mereka letakkan tepat di pinggir bibir sungai dan disembunyikan di balik rerimbunan kebun karet milik warga.

Saat air sungai mulai pasang, para perambah dengan mudah menghanyutkannya dengan menghilir mengikuti arus air untuk diperjualbelikan. Hanya dengan jalur air, kayu-kayu sudah diolah tersebut dengan mudah diangkut selain dengan cara memikulnya.

Mengantisipasi aktivitas illegal logging tak semakin masif terjadi, tiga spanduk bertuliskan stop illegal logging, jagalah hutan untuk kehidupan hidup manusia di tempel tepat di atas aliran sungai. Di samping itu, patroli rutin turut dijalankan.

"Di kawasan ini kita melakukan penanganan, satu di antaranya patroli. Ada juga kami menemukan pondok. Tetapi belum paham juga untuk apa. Itu akan kita selidiki apa motifnya. Sementara untuk para perambah ini masih terus kita pantau," katanya kesal.

 

Hutan tersebut ternyata dilindungi berdasarkan Surat Keputusan (SK) Penetapan Cagar Alam Bukit Bungkuk No 3917/MENHUT/VII/KUH/2014 tanggal 14 Mei 2014 dengan luas 12.828,88 hektare. Namun pembalakan ini disayangkan masih terjadi.

Meninggalkan rusaknya hutan lindung, kabar menggembirakan akhirnya datang. Perjalanan menyusuri anak sungai sudah ditempuh selama 3.5 jam dengan berjalan kaki hanya untuk mengukur ulang bunga bangkai membuahkan hasil.

Kembali memanjati reruntuhan dari sisa pembalakan liar sudah ditinggalkan, bunga bangkai tersebut akhir menampakkan wujud aslinya dari kejauhan.

Berada tepat di bawah reruntuhan sisa longsor dan 75 meter berjarak dari sumber mata air terjun lainnya, dua bunga bangkai Amorphopallus Gigas hadir di depan mata. Heru mengatakan, tempat lembab merupakan daerah favorit bagi tumbuhan pemakan serangga ini.

Bunga Bangkai Tertinggi di Dunia

"Pada umumnya daerah seperti ini (lembab) merupakan tempat mereka. Ditambah lagi dengan adanya aliran sungai seperti ini," tuturnya menjelaskan.

Kembali ia mengatakan, bunga ini tidak sempat memekarkan diri dan kemudian layu dan berangsur-angsur mati. "Itu semua tergantung dari habitatnya. Bukan karena bunga ini gagal berkembang. Begini, jika tumbuhan ini tumbuh tampak seperti yang kecil ini (sambil menunjukkan bibit bunga bangkai yang baru tumbuh)," ungkapnya.

Kemudian, tuturnya, tumbuhan tergolong umbi-umbian tersebut selama bertahan hidup melakukan fotosintesis. Untuk itu mereka dapat tumbuh dengan bagus menggunakan daunnya.

Ini terjadi 4 hingga 5 tahun lamanya, hingga tumbuhan tersebut berubah menjadi bunga bangkai dengan berat mencapai 70 kg. "Bunga yang sudah jadi ini juga membutuhkan hidup dengan cara berkembang biak. Ada zat-zat tertentu harus dikeluarkan untuk merangsang serangga agar masuk ke dalam lubang. Kemudian tertangkap dan dihisap," katanya. 

Pengukuran ulang pun telah dilakukan. Menggunakan meteran sering dibawa para pekerja bangunan hasil didapat menunjukkan bunga bangkai tersebut memiliki panjang 4.3 meter dengan diameter kelopak 110 meter.

Penemuan di Kabupaten Kampar ini mengalahkan bunga bangkai serupa yang tumbuh di Provinsi Bengkulu dengan panjang 4.1 meter pada 2016 silam.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id