RIAU ONLINE, PEKANBARU - Perlahan-lahan terbuka kenapa Hari Anak Nasional (HAN) tahun 2017 menjadikan Provinsi Riau sebagai tuan rumah. Pasalnya, jumlah kekerasan di Riau sangat tinggi di Pulau Sumatera dan nomor 2 di Indonesia, setelah Jawa Timur.
Alasan tersebut langsung disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohanan Yembise, Sabtu, 22 Juli 2017, saat menggelar konferensi pers usai menutup acara Forum Anak Nasional, di Labersa Hotel, Siak Hulu, Kabupaten Kampar.
"Kenapa kami memilih Riau. Karena provinsi ini bisa dikatakan mewakili Sumatera. Angka kekerasan terhadap anak (di Riau) paling tinggi. Usai dari sini, kita akan pindah ke tempat lain. Dengan catatan, Riau itu tingkat kekerasan anak tinggi," Mama Yo, sapaan akrab Yohana Yembise, Sabtu, 22 Juli 2017, di Hotel Labersa.
Baca Juga: Menteri Ini Berikan Tugas Berat Ke 1.000 Anak Seluruh Indonesia. Apa Itu?
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis data, pada 2016, angka kekerasan terhadap anak di Riau memprihatinkan. Setiap tahunnya terus menunjukkan angka peningkatan.
Tahun 2014 sudah terjadi 96 kasus, 2015 meningkat menjadi 115 kasus dan 2016 kembali bertambah 171 kasus. "Tidak. Itu tidak semuanya angka kekerasan terhadap anak. Itu data globalnya saja," imbuhnya.
Namun, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Riau, Tengku Hidayati Effiza, tak mau terima Bumi Lancang Kuning disebut-sebut oleh Menteri Yohana sebagai provinsiu tertinggi angka kekerasan terhadap anak.
"Upaya kami membentuk Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Dengan adanya layanan ini, masyarakat tentu dapat mengadu apabila anak dan wanita mengalami kekerasan. Di sana juga kami lakukan sosialisasi, pelatihan dan kita dalam menangani kasus selalu mendampingi. Itu kami lakukan di setiap kabupaten dan kota di Riau," katanya.
Klik Juga: Selamat, Malam Ini Siak Terima 2 Penghargaan, Kota Layak Anak Dan Akte Lahir Gratis
Tak hanya itu, Pemprov Riau juga selalu melakukan sosialisasi di berbagai organisasi sosial. Mereka menyampaikan untuk selalu tingkatkan iman dan takwa, jalin komunikasi yang baik antar keluarga, masyarakat dalam bertetangga. "Sehingga di sini orangtualah kunci dari segala-galanya," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline