Walau Bupati, Pak Syam Pilih Jalan Kaki dan Duduk di Lantai saat Numpang Feri Roro

Syamsuar-Berbincang-dengan-Warga.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

Laporan: EFFENDI 

RIAU ONLINE, BENGKALIS - Sudah rahasia umum pejabat daerah dan negara, apalagi kepala daerah mendapat fasilitas serta kemudahaan. Namun, kesemuanya itu tak terlihat dari seorang Syamsuar, padahal ia merupakan orang nomor nomor 1 di Kabupaten Siak. 

Ceritanya, Kamis, 29 Juni 2017, sekitar pukul 17.35 WIB, Bupati Siak tersebut terjebak antrean panjang kendaraan roda dua dan empat yang ingin menyeberang dari Pulau Bengkalis menuju Sei Pakning, daratan Sumatera. 

Para pemudik ini harus menggunakan feri feri Roll on dan Roll Off (Roro) sebagai moda transportasi satu-satunya guna menyeberang dari pulau terpisah ke daratan Sumatera tersebut. 

Baca Juga: Lagu "Tuhan" Potret Hidup Syamsuar, Dari Buruh Batubara Menuju Pemimpin Daerah

Melihat antrean panjang tersebut mencapai kiloan meter, Syamsuar, istrinya, Minarni, memilih jalan kaki sejauh 2,5 kilometer (km) dan meninggalkan mobil dinas BM 1 S ditumpanginya untuk antrean. 

Padahal, saat masih di antrean, seorang petugas Dinas Perhubungan Kabupaten Bengkalis, mendatanginya. Petugas itu mengerti akan aturan protokoler seorang kepala daerah.

Melihat hal tersebut, sopir mobil dinas BM 1 S, Bang das, diminta untuk masuk ke jalur khusus, layaknya pejabat dan kendaraan ambulance lainnya. 

Bupati Siak, Syamsuar duduk bersila dengan warga



BUPATI Siak Syamsuar, tak canggung, risih dan malu, saat duduk bersila di lantai kapal feri Roro dari Air Putih, Bengkalis menuju Sei Pakning, bersama-sama dengan warga lainnya, Kamis, 29 Juni 2017.

Mendengar tawaran tersebut, Syamsuar dan istrinya, Minarni, serentak menolak tawaran dan arahan petugas Dishub itu. Jika melalui jalur khusus, maka Syamsuar tak payah ikut antre hingga berjam-jam, seperti warga lainnya.

Akhirnya, orang nomor satu di Negeri Istana itu bersama buah hatinya memilih jalan kaki. Jalan kaki tidak perlu antrean berjam-jam. Sedangkan mobil BM 1 S, tetap dalam antrean dan diperkirakan tengah malam baru bisa menyeberang ke Sungai Selari, Sungai Pakning.

Klik Juga: Bupati Syamsuar Larut Dan Hanyut Nyanyikan Lagu "Tuhan". Ini Videonya

Setelah 2,5 kilometer berjalan kaki, Syamsuar, istri dan anaknya disambut petugas Dishub lainnya di feri Roro, kemudian diarahkan ke tempat duduk telah dikosongkan. Tapi, lagi-lagi Syamsuar menolak secara halus ketika mendapat perlakukan itu.

"Malu hati sayo. Masyarakat dah lamo di atas Roro ini tak dapat duduk, sayo yang baru datang pulak dapat duduk di kursi. Elok sayo duduk di lantai samo lainnyo," kata Syamsuar dengan logat Melayu Siak-nya.

Ketika Syamsuar berada di dalam feri penyeberangan, warga mengetahui sosok tersebut Bakal Calon Gubernur Riau (Bacagubri) dan juga Bupati Siak, sontak berebut bersalaman, ada juga minta foto dan selfie.

Suasana di atas Roro jadi heboh, ribuan mata tertuju ke Syamsuar, apalagi salah seorang putra terbaik Riau ini duduk berselonjor dengan warga kebanyakan tanpa ragu di lantai feri roro. 

edikitpun tak tampak rasa canggung, ketika ia berbaur dengan masyarakat yang tumplek di lantai feri. Bahkan Syamsuar malah asyik bersenda-gurau diselingi suara tertawa saat warga menanyakan ceritanya kemana saja berhari raya. 

Haji Azumar, warga duduk selonjor dengan Syamsuar, mengatakan, ia sama sekali tak menyangka jika orang yang duduk dan berbaur dengannya merupakan seorang bupati.

Ia pun tak habis pikir, kenapa Syamsuar mau duduk dengan orang kebanyakan. Biasanya, kalau bupati ataupun wali kota, atau pejabat lainnya, bila naik feri Roro pasti dilayani, tapi Syamsuar tidak.

Lihat Juga: Syamsuar Yakin Bisa Bawa Riau Lebih Baik Dengan Modal Ini

 

"Ini contoh pemimpin yang sederhana, tak ada batas antara pemimpin dan masyarakatnya. Tak ndak dio menyusahkan masyarakat," ungkap Haji Azumar, ketika feri Roro sudah berjalan menuju Sei Pakning.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline 

 

Lagu "Tuhan" Potret Hidup Syamsuar, Dari Buruh Batubara Menuju Pemimpin Daerah