Nasib Ribuan Kilometer Rel Kereta Warisan Belanda yang Nyaris Hilang Tak Berjejak

Rel-Kereta-di-Sumbar.jpg
(sumaterarailways.blogspot.co.id)

RIAU ONLINE - Saat itu, Indonesia masih bernama Hindia Belanda. Setelah pemberlakuan tanam paksa, pemerintah kolonial gencar membangun jaringan rel kereta api.

Selain sebagai moda transportasi angkutan penumpang, jalur kereta yang cukup strategis itu juga difungsikan untuk mengangkut komoditas perkebunan saat itu.

Namun pasca kemerdekaan, banyak rel-rel kereta yang kemudian tidak beroperasi dan menjadi rel mati, sebagian terbengkalai, bahkan sebagian telah hilang tanpa jejak.

Menurut Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Prasetyo Boeditjahjono, salah satu penyebabnya karena minimnya penumpang kereta api sehingga berujung pada penutupan jalur-jalur tersebut.

"Kita tahu semua bahwa banyak yang tidak aktif, artinya tidak dioperasikan. Nah, ini penyebabnya gampang, karena tidak ada penumpang, karena tidak mendatangkan profit. Cukup banyak ini (rel mati) dari perjalanan sejarah tidak dioperasikan," jelas Prasetyo dilansir dari detik.com, Selasa, 16 Mei 2017.


Prasetyo menyebutkan, dari sekitar 6.500 km jaringan rel kereta api yang dibangun pemerintah kolonial Belanda pada 1870-an di Jawa dan Sumatera, hanya sekitar 4.000 km yang masih aktif.

"Jadi yang beroperasi itu sekitar 70%," ungkap Prasetyo

Menurut Prasetyo, banyak rel kekreta yang dibangun pemerintah kolonial berubah fungsi menjadi pemukian, termasuk stasiun-stasiun kereta api. Beberapa rel dan bantalannya bahkan sudah hilang tak berjejak.

Seperti jalur rel mati Yogjakarta-Magelang, kata dia, saat ini sudah banyak menjelma menjadi pemukiman padat penduduk. Padahal, Jalur yang dibangun Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) pada 1898 itu jadi salah satu jalur kereta api yang lalu lintasnya cukup padat di masa Hindia Belanda.

Sementara di Sumatera Barat, aktivitas rel mati peninggalan Belanda dilakukan untuk menarik geliat pariwisata di Bumi Rendang tersebut, seperti jalur Padangpanjang-Bukittinggi-Payakumbuh yang berada di pegunungan.

"Sumatera Barat Padang Panjang-Bukittinggi itu daerah wisata, hanya 20 km kenapa sih tidak diaktivasi, terus perbatasan Sumatera Barat sampai ke Riau, terus Riau ke Sumatera Utara juga ada," kata Prasetyo.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline