RIAU ONLINE, PEKANBARU - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam dan Kehutanan (BKSDA) Riau menepis anggapan bahwa pihaknya telah menggadaikan sisa-sisa hutan yang ada di kawasan lindung Riau, untuk diperjualbelikan dan dikenalkan kepada masyarakat luas dengan cara mendatangkan para finalis Putera Indonesia 2017.
Seperti diketahui, mulai 23 April sampai 02 Mei 2017, para finalis Putera Indonesia 2017 akan mempelajari kawasan konservasi dan pengenalan lingkungan hidup dengan tujuan agar lebih mencintai alam Riau, khususnya yang ada di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dan Suaka Margasatwa (SM) Bukit Rimbang Bukit Baling.
"Dalam kawasan konservasi itu dapat dibagi menjadi dalam beberapa blok. Seperti blok lindung, rehabilitasi, khusus dan pemanfaatan. Untuk pengelolaan wisata di dalam kawasan konservasi itu blok yang terkandung ada di dalam pemanfaatan," kata Humas BKSDA Riau, Dian Indriyanti melalui siaran pers, Kamis, 27 April 2017.
Baca Juga: 13 Putera Indonesia Ini Targetkan Peningkatan Pengunjung di TNTN
Sementara itu, untuk kawasan konservasi yang mencakup hutan lindung secara fungsi pengelolaannya jauh sangat berbeda. Untuk kawasan konservasi pengelolanya diserahkan kepada Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA). Sementara hutan lindung, berada di bawah pengawasan ketat dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL).
"Kalau untuk KSDA sendiri, kita mengelola empat kawasan konservasi yaitu Cagar Alam (CA), Suaka Margasatwa (SM), Taman Wisata Alam (TWA) dan Taman Buru (TB)," imbuhnya.
Dengan demikian, BKSDA tidak mempertaruhkan hutan yang dilindungi hanya untuk kepopuleran. Melainkan mendukung penuh upaya negara untuk tetap terus menjaga kawasan hutan.
"Kami mendukung penuh segala bentuk kegiatan dalam pelestarian kawasan konservasi, bukan malah sebaliknya," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline