RIAU ONLINE - F-5-E/F Tiger II, pesawat tempur kebanggaan TNI Angkatan Udara (AU) akhirnya purna tugas setelah 35 tahun mengudara. Saat ini, F-5-E/F Tiger II resmi menjadi monumen di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta, Selasa, 25 April 2017.
Pesawat yang dijuluki Sang Macan itu, sejak pertama kali tiba di Indonesia telah dilibatkan sejumlah operasi dan latihan dalam menjada keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan RI.
Dimulai dari Mulai dari Operasi Panah di wilayah Aceh pada tahun 1990-1992, Operasi Elang Sakti XXI (Operasi Pengamanan Perbatasan NTT) tahun 1999, Operasi Garuda Jaya, Operasi Pengamatan Udara Perbatasan kelanjutan dari Operasi Elang Sakti di NTT, dan juga Operasi Oscar yang merupakan operasi pengamanan wilayah perairan, termasuk mencegah penyelundupan lewat jalur laut, seperti melansir detikcom.
Selain itu, Sang Macan juga terlibat dalam kegiatan latihan Latihan Elang Gesit, Latihan Tutuka, Latihan Sikatan Daya, Latihan Angkasa Yudha, Latihan Gabungan Laut, Latihan Gabungan TNI dan latihan bersama dengan negara tetangga.
Sang Macan muncul ketika kemampuan armada F-86 Avon Sabre di Skadron Udara 14 Lanud Iswahyudi menurun. Lantas, dipilihlah Pesawat tempur F-5 E/F Tiger yang merupakan buatan Northrop Co, Amerika Serikat (AS) itu. Perencanaan pembelian pesawat lantas dilakukan oleh Operasi Komodo yang dimulai pada tahun 1978.
Operasi Komodo ini juga melaksanakan pembangunan fasilitas yang akan digunakan di Lanud Iswahyudi dan pendidikan bagi para crew yang akan dipersiapkan untuk menjadi penerbang, instruktur, dan teknisi pesawat.
Komandan Skadron Udara 14 Mayor Pnb Holki Basah Kartadibrata, Perwira Operasi Skadud 14 Mayor Pnb Budihardjo Surono, dan Kapten Pnb Lambert Silooy yang kemudian digantikan oleh Kapten Pnb Zeky Ambadar, adalah tiga penerbang TNI AU yang dikirim saat itu untuk mengikuti pendidikan di AS.
Di Skadron 225th Tactical Fighter Training Squadron, mereka mengikuti pendidikan menggunakan pesawat F-5 B dan F-5 E/F mulai 27 Januari 1980. Pada akhir Mei 1980, mereka siap menjadi instruktur bagi para penerbang muda di Skadron Udara 14.
Ketiga pioner TNI AU itu kemudian melaksanakan konversi penerbang-penerbang lainnya untuk mencetak para penerbang F-5 E/F Tiger II di Skadron Udara 14. Para penerbang itu kemudian disebut 'Eagle' setelah berhasil menerbangkan F-5.
Gelombang pertama armada F-5 E/F Tiger II mulai tiba di Indonesia pada 21 April 1980. Sebanyak 8 unit dari 16 unit pesawat diangkut dengan menggunakan pesawat C-5A Galaxy milik Military Airlift Command USAF yang diterbangkan langsung dari Amerika Serikat, sedangkan sisanya dikirim pada 5 Juli 1980.
Selanjutnya pesawat dirakit kembali di Skadron Udara 14 dengan melibatkan teknisi dari TNI AU. Hingga pada 28 April 1980, pesawat F-5 F dengan nomor seri TL-0514 berhasil melakukan uji terbang untuk pertama kalinya.
Pesawat ini disebut masih mampu bersaing dengan pesawat-pesawat tempur terbaru saat itu pada awal 1990-an. Kendati demikian, kemampuan avionik dan sistem senjatanya harus ditingkatkan.
Pada 1 Juli 1999 sampai 28 Februari 2001, pimpinan TNI AU menggelar 'Program macam'. Program itu merupakan program modernisasi F-5 E/F Tiger II bekerjasama dengan perusahaan penerbangan Belgia, Societe Anonyme Belge de Construction Aeronautiques (SABCA).
Selama lebih kurang 35 pengabdiannya, armada F-5 E/F Tiger II berhasil mencetak sedikitnya enam penerbang TNI AU yang berhasil melewati angka 2.000 jam terbang.
Misi penerbangan terakhir Sang Macan di langit Indonesia berlangsung pada 28 April 2016. Saat itu dua pesawat F-5 E Tiger II melaksanakan misi Simulated Surface Attack (Phoenix Flight) dengan TS-0216.
Berdasarkan telegram, pada Mei 2016, pimpinan TNI AU Nomor T/719/2016 tanggal 3 Mei 2016 tentang penghentian sementara pengoperasian (stop flying) seluruh pesawat F-5 E/F Tiger Skadron II Skadron Udara Lanud Iswahyudi, Komandan Skadron Udara 14 Letkol Pnb Abdul Haris memerintahkan kepada penerbang untuk menghentikan operasional pesawat F-5 E/F Tiger II.
Kepala Staf Angkatan Udara TNI AU, Marsekal Hadi Tjahjanto menyatakan saat ini pesawat F-5 E/F Tiger II akan menjalani tugas barunya.
"(Pesawat ini) Akan menjadi inspirasi untuk masyarakat DIY dan Indonesia secara keseluruhan, bisa memegang langsung pesawat legendaris pada jamannya," ujar Hadi usai meresmikan monumen Pesawat F-5 E/F Tiger II di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline