Inilah Tim Penenggelaman Ratusan Kapal Asing Pencuri Ikan di Laut Indonesia

Penenggelaman-kapal.jpg
(REPUBLIKA.co.id/Antara/Adwit B Pramono)

RIAU ONLINE - Kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menenggelamkan kapal-kapal asing yang mengganggu di laut Indonesia menuai pujian hingga ke luar negeri. Bahkan, beberapa waktu lalu komikus Jepang membuat komik yang mengisahkan sang Srikandi Indonesia itu menenggelamkan kapal asing.

Tapi tahukah Anda, di balik kebijakan Menteri Susi, ada pelaksana tangguh. Satgas 115, sang penakluk kapal asing pencuri ikan yang setia menjalan mandat Menteri Susi.

Di awal pembentukannya oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di tahun 2014, Satgas 115 dinamai Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Illegal Fishing. Beberapa saat kemudian Satgas ini diubah menjadi Satgas 115 setelah diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 115 pada 2015.

Satgas 115 berada di bawah komando Presiden Joko Widodo dan Menteri Susi, yang beranggotakan dari sejumlah instansi, di antaranya TNI Angkatan Laug, Kepolisian RI, Badan Keamanan Laut (Bakamla), Kejaksaan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.



Dilansir dari Boombastis, berdasarkan konferensi pers yang digelar di Kantor KKP pada 17 Januari lalu, Menteri Susi menyatakan Satgas akan fokus pada upaya pemberantasan kejahatan perikanan transnasional terorginisir.

Dengan demikian, Satgas 115 akan meningkatkan kemampuan pendeteksian, terutama dalam melakukan kegiatan patroli pengawasan dari unsur gabungan, TNI, KKP, Kepolisian, dan Bakamla di wilayah timur dan barat. Serta, perlindungan terhadap awak kapal Indonesia yang bekerja di Kapal Ikan Asing, serta melakukan uji tuntas (due diligence) dan peningkatan kepatuhan pajak dari pelaku usaha termasuk dalam tugas Satgas 115.

Berdasarkan data KKP, hingga saat ini Satgas 115 telah menenggelamkan 317 kapal asing yang berusaha mencuri ikan di lautan Indonesia. Di antaranya, sebanyak 142 kapal dari negara Vietnam, sebanyak 76 kapal dari negara Filipina, 21 kapal dari negara Thailand, 49 kapal dari Malaysia, 21 kapal dari Indonesia, 2 kapal dari negara Papua Nugini, 1 kapal dari negara China, 1 kapal dari Belize, dan 4 kapal lainnya tanpa negara.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline