Wow, BNPB Kembangkan Teknologi Prediksi Gempa Bersama Jepang

GEMPABUMI1.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE - Hingga kini, Indonesia belum mampu memprediksi gempa secara pasti. Padahal, gempabumi menjadi salah satu ancaman bencana besar di Indonesia. Sementara, BMKG telah mampu mendeteksi gempa bumi. 5 menit gempa mampu diketahui dan disampaikan kepada banyak pihak.

Untuk itu, Earthquake Prediction Research Centre Japan (EPRC) telah mengembangkan teknologi yang memungkinkan Indonesia memprediksi gempa dan tsunami sebagai bencana susulan. Hal ini mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkepentingan untuk menerapkan teknologi tersebut sebagai upaya peringatan dini. Pasalnya, lebih dari 184 juta masyarakat Indonesia terpapar potensi gempabumi pada kategori sedang hingga tinggi.

Teknologi tersebut adalah gabungan teknologi canggih terdiri dari satelit, radar, GPS sensor dan peralatan pendukung lain seperti pendeteksi gelombang elektromagnetik. Di samping itu, dukungan teknologi ini tentu disertai beragam data seperti tinggi muka air.

 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan data yang digunakan berasal dari data yang diperoleh dari satelit milik Amerika Serikat, Rusia, Jerman dan Jepang. Beragam data itu kemudian diolah dan dianalisis dengan supercomputer artificial intelligence.

Baca Juga: Inilah Penyebab Sumatera Disebut Wilayah Rawan Gempa

Dengan pengembangan teknologi ini, diharapakan International Surface Artificial intelligence Communicator (ISACO) dapat terwujud. "Nantinya, setiap orang yang berada di wilayah rawan bencana akan mendapatkan informasi potensi ancaman gempa," katanya.

Email peringatan dini dapat diakses melalui smartphone yang memberitahukan 1 hari jelang gempa berkekuatan 5 atau lebih terjadi. Namun demikian, pengetahuan risiko dan kesigapan untuk melakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi juga sangat penting dipahami oleh setiap individu.


Analisis dari teknologi yang digunakan menunjukkan hasil yang mencengangkan. Persentase akurasi dalam kurun waktu 3 tahun (1 Februari 2013 – 31 Januari 2016) menunjukkan nilai tinggi. Gempa dengan kekuatan magnitude 6 terjadi 38 kali dan terdeteksi sebelum gempa terjadi sebanyak 31 kali atau akurasi mencapai 82 persen. Gempa dengan magnitude 5 – 5,9, nilai akurasi sebesar 77 persen.

Sebelumnya, Jepang telah mampu memprediksi potensi gempa melalui teknologi canggih ini, sehingga masyarakat dapat siap siaga mengantisipasi risiko terburuk. Jepang memprediksi gempa besar yang kemudian memicu tsunami. Apabila bencana itu terjadi, 323.000 jiwa di 30 prefektur terpapar bahaya tersebut.

Klik Juga: Begini Saran BMKG Kalau Gempa Bumi Terjadi

Menurut perhitungan EPRC, potensi kejadian berdasarkan data sudah mencapai 80 persen. Potensi gempa tersebut diperkirakan terjadi karena aktivitas lempeng tektonik Great Nankai Trough.

Sementara itu, Peneliti EPRC asal Jepang Shigeyoshi Yagishita mengatakan, 1.400 tahun terakhir, gempa-gempa besar terjadi pada periode 100 – 200 tahun karena lempeng Nankai Trough.

“Sudah 70 tahun berlalu, dan kemungkinan gempa besar akan terjadi 30 tahun mendatang dengan kemungkinan 80 persen,” kata Shigeyoshi sebagai analis citra satelit.

Shigeyosi mengatakan bahwa pihaknya telah mengetahui potensi gempa besar tadi, namun sangat sulit membangun tembok penghalang tsunami setinggi 10 meter di sepanjang kepulauan di Jepang. Potensi gempa besar di Nankai Trough dapat memicu tsunami setinggi 34 meter di wilayah Tosashimizu, Kochi.

Lihat Juga: Pertama Sejak 50 Tahun, Gempa Bumi Di Rambah Samo, Rokan Hulu

Sementara itu, EPRC berkeinginan untuk membantu Indonesia karena memiliki karakteristik dimana berada dekat dengan lempeng tektonik. Shigeyoshi menyatakan bahwa pihaknya tidak akan membebankan biaya kepada Pemerintah Indonesia apabila teknologi diterapkan di Indonesia.

EPRC memiliki tujuan menganalisis data besar dan menggunakan teknologi yang dipunyai untuk meminimalkan dampak gempabumi dan berkontribusi untuk menyelamatkan lebih banyak umat manusia di dunia.

Untuk penjajakan pengembangan teknologi prediksi gempa tersebut BNPB akan bekerjasama dengan BMKG, BIG, BPPT, perguruan tinggi dan institusi lainnya.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline