GRAPARI Gelar Ritual Tolak Bala, Sebut Museum Sang Nila Utama Berhantu

Demo-Grapari.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Puluhan warga yang mengatasnamakan Gerakan Aksi Peduli Sejarah Riau (GRAPARI) mengatakan bahwa Museum Sang Nila Utama, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, berhantu. Untuk itu, mereka menggelar Menyema.

Menyema atau tolak bala adalah tradisi Melayu lama yang dilakukan GRAPARI sebagai sindiran untuk Pemerintah Provinsi Riau dan pengelola museum agar lebih serius dalam merawat, menjaga dan memperhatikan benda-benda bersejarah Riau yang dititipkan Museum Sang Nila Utama.

"Tolak bala ini merupakan simbol dari ketidakseriusan dari Pemprov Riau maupun pengelola Museum Sang Nila Utama," kata Kordinator lapangan (Korlap) Andres Pransiska di halaman museum, Selasa, 4 April 2017.

Baca Juga: Tuntut Pengelola Museum Sang Nila Utama Dipecat, GRAPARI: Jelas Bobrok

"Kami harapkan setelah melakukan simbol tolak bala, tidak ada lagi maling berdasi ataupun maling-maling lainnya yang berani mencuri benda bersejarah kami," tambahnya kesal.


RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA

Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, Menyema dilakukan dengan serangkaian kegiatan, di antaranya memegang batok tempurung yang sebelumnya telah dibelah menjadi dua dan memasukkan air, tepung terigu dan kacang hijau.

RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA

Usai berorasi selama 15 menit, mereka bergegas mengitari halaman depan museum menaburkan campuran air terigu dan kacang hijau itu di halaman depan, kiri dan kanan hingga habis orasinya.

Klik Juga: Waduh, Tujuh Benda Bersejarah Museum Di Pekanbaru Ini Digondol Maling

Sementara itu Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Riau, Yoserizal Zen mengatakan telah mengupayakan segala cara termasuk menyurati interpol dan Diretorat Bea Cukai Riau dan Sumbar untuk menghalangi perginya cagar budaya Riau ke negara lain.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline