RIAU ONLINE - Kabupaten Siak menjadi magnet tersendiri bagi banyak orang, sebagai kota wisata di Provinsi Riau. Tak hanya menarik perhatian di tingkat nasional, bahkan pendatang dari luar negeri juga terkesima dengan keindahan panorama dan budaya melayu yang disuguhkan Kabupaten Siak.
Ayaka Takahashi, seorang peneliti Jepang yang bertugas di Kabupaten Siak menyebut Siak mirip dengan salah satu daerah di Jepang, Okinawa. Ayaka berkali-kali melontarkan bahwa Siak telah memikat hatinya sehingga ia berkeinginan untuk bisa menetap di Siak.
Ayaka Takahashi merupakan peneliti asal Chiba Univeristy yang bertugas di Kabupaten Siak sejak 21 hingga 28 Maret 2017. Ia ditugaskan oleh pemerintah Jepang dalam program kolaborasi riset internasional antara pemerintah Jepang dan Kabupaten Siak yang telah terlebih dahulu menandatangani program kerjasama internasional pada November 2016 lalu.
Baca Juga: Tenun Songket Yang Terlupakan Di Tanah Melayu Riau
Di sela-sela menjalani tugasnya sebagai peneliti Jepang, Ayaka menyempatkan diri untuk melihat sekeliling Kabupaten Siak yang saat ini menjadi fenomena dan dibicarakan banyak orang.
Menurutnya, Siak tidak hanya menyajikan keindahan panorama alam dan infrastruktur yang dibangun dengan apik, namun juga menawarkan keramahan penduduknya sehingga menjadikannya sebagai sebuah paket lengkap sebagai kota wisata yang menakjubkan.
Satu hal yang membuat Ayaka Takahashi terkesan adalah Tenun Melayu khas Siak. Ayaka takjub melihat proses dan hasil dari tenun khas melayu ini. Menurutnya, tenun ini memiliki makna bahwa budaya melayu terpelihara dengan baik, dan ini juga menjadikannya terkejut karena mengetahui bahwa tenun songket ini merupakan warisan turun temurun.
Klik Juga: Cantiknya Si Pucuk Rebung, Tenun Khas Tanah Melayu
Peneliti Jepang, Ayaka Takahashi mencoba sensasi membuat kain tenun songket di Kota Siak (ISTIMEWA)
Ketakjuban Ayaka ini dilanjutkan dengan melihat proses pembuatan tenun kain songket milik Yati Rosdiah, yang begitu rumit, mengikuti pola yang harus diikuti berturut-turut, karena jika tidak maka hasil yang didapat tidak akan bagus dan sempurna. Hal inilah yang mendorong Ayaka untuk mencoba sensasi membuat kain tenun songket di Kota Siak.
ISTIMEWA
Sembari menutup kunjungan, beliau berpesan agar tetap melestarikan tradisi menenun kain songket ini, agar identitas budaya melayu tidak akan hilang dimakan zaman.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline