RIAU ONLINE - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) telah menerbangkan lebih dari 400 pesawat dan helikopter buatan anak negeri, sejak mulai beropeasi pada 1979 silam. Berikut produk unggulan industri dirgantara Indonesia.
H215 Super Puma
(DW.COM/PT DIRGANTARA INDONESIA)
Enam tahun setelah berdiri pada 1976, PT DI yang dulu dikenal sebagai IPTN sudah mulai memproduksi helikopter multiguna Super Puma. H215, hingga kini masih digemari karena desainnya yang fleksibel dan optimal untuk mengemban misi kemanusiaan
NC212
NC212 adalah pesawat penymbang untuk keperluan sipil. Pada 2008 silam Airbus memindahkan produksi pesawat yang dikembangkan sejak 1971 itu sepenuhnya kepada Indonesia.
(DW.COM/PT DIRGANTARA INDONESIA)
Baru-baru ini, PT DI meluncurkan versi teranyar NC212-400 yang didesain oleh Airbus di Spanyol. Hingga kini, PT DI telah memproduksi 105 unit NC212 yang banyak dijual ke negara jiran di Asia Tenggara.
CN295
Sebenarnya, pesawat multiguna CN295 tidak diproduksi secara utuh di Indonesia. Pada 2011 PT DI membuat kontrak lisensi dengan Airbus Defense untuk memproduksi bagian buritan termasuk sayap belakang.
(DW.COM/PT DIRGANTARA INDONESIA)
PT DI juga mendapat lisensi untuk merakit CN295 di pabriknya di Bandung. Dilansir dari DW.com, kini, sudah sembilan unit CN295 yang digunakan oleh TNI Angkatan Udara sebagai pesawat angkut.
CN235-220 MPA
CN235-220 adalah burung besi varian terbaru yang sepenuhnya diproduksi di dalam negeri. Pesawat multiguna bermesin ganda ini paling banyak digunakan oleh militer Turki dengan jumlah 59 unit. Hingga kini, CN235-220 masih menjadi primadona unggulan PT DI.
(DW.COM/PT DIRGANTARA INDONESIA)
Salah satu unit CN235 milik TNI saat ini digunakan sebagai pusat komando udara dan dilengkapi dengan sistem pendeteksi radar. Pesawat ini sempat dilibatkan dalam pencarian pesawat Air Asia QZ8501 di langit Karimun Jawa pada 2014 silam. CN235 juga pernah dikerahkan untuk mencari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di Samudra Hindia.
EC725 Super Cougar
(DW.COM/PT DIRGANTARA INDONESIA)
EC725 alias H225M adalah helikopter multiguna bermesin ganda yang digunakan untuk keperluan militer yang diproduksi secara bersamaan oleh Airbus dan PT DI. EC725, kebanyakan digunakan sebagai helikopter angkut dan pernah diterjunkan di Afghanistan, Mali dan Libya. Belum lama ini, TNI memesan lima unit EC725 dari PT DI.
CASA CN-235
(DW.COM/PT DIRGANTARA INDONESIA)
(DW.COM/PT DIRGANTARA INDONESIA)
CN-235 awalnya dikembangkan sebagai pesawat patroli kelautan oleh CASA asal Spanyol dan IPTN yang kini berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia. Lantaran sifatnya yang praktis dan tahan banting, CN-235 masih digunakan hingga kini. Belum lama ini pemerintah Perancis membeli lusinan CN-235 setelah pengembangan pesawat angkut militer Airbus A400M mengalami keterlambatan.
BELL 412EP
(DW.COM/PT DIRGANTARA INDONESIA)
Helikopter yang diproduksi atas lisensi dari Bell Helicopter asal Amerika Serikat ini adalah salah satu produk unggulan PTDI. Tahun 2013 silam TNI menerima enam unit Bell 412EP. Sejak mendapat lisensi PTDI telah memproduksi 63 unit Bell 412EP, 30 diantaranya dipesan oleh TNI dan Polri.
N219
N219 merupakan pesawat mini yang didesain dan dikembangkan sepenuhnya oleh PT DI sebagai moda transportasi untuk kawasan pedalaman terpencil dan sulit dijangkau. PT DI mengklaim, telah menerima pesanan sekitar 200 unit N219 dari berbagai maskapai nasional dan pemerintah daerah.
(DW.COM/PT DIRGANTARA INDONESIA)
Hingga saat ini, N219 masih berada dalam tahap akhir pengembangan dan dijadwalkan menjani uji penerbangan pertama pada pertengahan 2017.
AS565 MBe
(DW.COM/PT DIRGANTARA INDONESIA)
Capung besi bernama AS565 MBe ini diproduksi oleh PT DI setelah mendapat lisensi dari Airbus Helicopter. AS565 MBe lengkapi dengan mesin ganda. Helikopter yang di Eropa bernama Panther ini juga digunakan oleh TNI dan Badan SAR Nasional. Sebenarnya, Panther juga bisa digunakan dalam misi medis, perang dan anti kapal selam.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline