(Video) BPBD Riau Akui Satu Meninggal, Bukan Karena Banjir, Tapi Hanyut

Kepala-BPBD-Riau-Edwar-Sanger.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger menegaskan, satu orang tewas Sabtu 4 Maret 2017 lalu, bukan disebabkan karena banjir.

Edwar mengatakan, faktor usialah menyebabkan korban tewas di Waduk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dikelola PT PLN di Kotopanjang.

"Memang tadi satu orang entah seperti apa kejadiannya meninggal dunia di PLTA Kotopanjang. Yang jelas kasusnya bukan karena banjir," kata Edwar di Lanud Roesmin Nurjadin, Sabtu, 4 Maret 2017.

Laki-laki berumur 46 itu disebutkannya meninggal akibat jatuh dan hanyut terbawa arus air di waduk. Saat ini, tutur Penjabat Wali Kota Pekanbaru itu, jenazah sudah dapat ditemukan dan akan segera dikembalikan ke keluarga untuk disemayamkan.

Baca Juga: Usai Lihat-Lihat Banjir Pakai Heli, Gubri: Kita Amati Aman-Aman Saja

Sementara itu, akibat hujan deras melanda Riau dan Sumatera Barat, Kamis, 2 Maret 2017 dini hari, berdampak jatuhnya korban jiwa.

"Delapan mobil tertimpa longsor di Km 17 Koto Alam, Kecamat Pangkalan, 50 Kota, Sumatera Barat. Ini merupakan jalan penghubung Sumbar-Riau berakibat jatuhnya korban empat orang meninggal dunia," kata Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Limapuluhkota, Nasriyanto. 

‎Selain longsor, banjir di Kabupaten 50 Kota mengakibatkan 12 titik tersebar di 7 Kecamatan dengan ketinggian air dan terparah sedalam 1,5 meter di Pangkalan.


Selain itu, tuturnya, putusnya jalan negara antara Sumatera Barat dengan Riau diakibatkan sembilan titik lokasi longsor di Pangkalan, termasuk akses menuju kota kota.

"Meskipun demikian, upaya kami saat ini sudah maksimal, Tim gabungan dari BPBD Limapuluh Kota bersama Polisi, TNI, Basarnas, PLN, Dinas Sosial, Dinkes, Relawan berupaya membersihkan material longsor," katanya.

Juga ada pencarian dan evakuasi korban dari delapan mobil tertimpa longsor di KM 17 Koto Alam, Pangkalan. Sementara untuk bantuan logistik dan perahu karet masih terkendala oleh timbunan longsor.

 

Sebelumnya, Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, sekitar tiga jam lebih keliling-keliling menaiki helikopter melihat empat titik terkena banjir dan longsor. Satu di antara empat titik tersebut adalah longsor dan jalan putus menghubungkan antara Provinsi Sumatera Barat-Riau di Pangkalan, Kabupaten 50 Kota. 

Klik Juga: Inilah Daerah Di Riau Yang Terendam Banjir

Usai meninjau dan memantau langsung melalui jalur udara, laki-laki kelahiran Pekanbaru ini, mengatakan, banjir diakibatkan tingginya intensitas hujan di beberapa daerah di Riau ditambah dibukanya Waduk PLTA Kotopanjang, Kabupaten Kampar.

Selain menyaksikan secara langsung bahwa air kini telah surut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar, Basarnas, Polisi, dan TNI juga telah disiapsiagakan mengevakuasi para pengungsi jika hal tidak diinginkan terjadi.‎

"Dari hasil pantauan tadi di sekitar Provinsi Riau, ditambah dengan telah dibuka pintu air Waduk PLTA Kotopanjang kemarin (jumat, 3 Maret 2017) itu, setelah kita amati aman-aman saja. Walaupun di daerah Kuok, Kampar sempat digenangi air," kata Andi Rachman, panggilan akrabnya yang mengalir di dalam tubuhnya darah orang Pangkalan, lokasi banjir dan longsor tersebut, di Lanud Roesmin Nurjadin, Sabtu, 4 Maret 2017.

Artinya, jika kondisi cuaca tidak lagi diturun hujan, tutur Andi Rachman, dipastikan air akan surut dan aktifitas warga akan kembali normal sebagaimana mestinya.

Simak berita Banjir Pangkalan lainnya dengan klik di sini.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline