Teror Siluman TNI dan Hadiah Tahun Baru Menyakitkan Untuk Belanda

Pasukan-TNI-dan-TGP.jpg
(INSTAGRAM MATAPADI/ARSIP.JATENGPROV.GO.ID)

RIAU ONLINE - Pasukan Belanda dalam posisi yang serba dilematis ketika menduduki Yogyakarta, Ibukota Republik Indonesia saat itu. Betapa tidak, aksi militer Belanda bisa dengan cepat merebut dan menduduki Yogyakarta, namun itu juga berpotensi mendapat serangan balik dari kekuatan militer Republik.

 

Seketika, pasukan Belanda sempat berhadapan dengan para siluman. Siluman adalah pasukan TNI yang diyakini Belanda telah lenyap atau mundur, ternyata muncul kembali seperti hantu. Tak terduga, mendadak lalu menghilang dengan cepat di kegelapan. Kemudian, berpindah sasaran, menyerang mendadak dan kembali menghilang. Strategi ini cukup merepotkan pasukan Belanda dan membuat mereka harus terjaga sepanjang malam.

 

Kala itu, antara akhir Desember 1948 hingga Februari 1949, pasukan TNI menyerang pos-pos dan kedudukan pasukan Belanda di Yogyakarta. Serangan gerilya besar-besaran pasukan TNI itu dilakukan sebanyak empat kali. Serangan malam hari itu terjadi pada 29 Desember 1948, 9 Januari 1949, 16 Januari 1949, dan 4 Februari 1949.



Baca Juga: Kopassus Serang Halim Perdanakusuma Usai Terima Laporan Kostrad Bakal Dibom

 

Serangan yang dianggap sebagai “Hadiah Tahun Baru” mulai direncanakan sejak 26 Desember 1948 dengan target pelaksanaan serangan pada 30 Desember 1948. Namun kemudian, serangan tersebut dilaksanakan sehari sebelumnya, pada tanggal 29 Desember 1948, seperti dikutip dari Instagram MataPadi.

 

Dimulai pukul 21.00, dengan target serangan pos-pos tentara Belanda yang berada di Kantor Pos dan Secodiningratan, Ngabean, Patuk, Pakuningratan, Sentul, Pengok dan Gondokusuman. Pada 1 Januari 1949, tersiar kabar bahwa akibat serangan TNI itu, korban dari pasukan Belanda cukup banyak.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline