5 Pasukan Beranggotakan Pribumi Ini Dibentuk Penjajah Untuk Lawan Pasukan Indonesia

Pasukan-HEIHO.jpg
(BOOMBASTIS.COM)

RIAU ONLINE - Kala itu, penjajah semakin kesulitan untuk menahan gempuran para gerilyawan dan tentara lokal. Berbagai siasat digunakan untuk meredam perlawanan rakyat. Mulai dari strategi hingga perjanjian damai.

 

Penjajah mulai berpikir untuk membentuk pasukan khusus yang beranggotakan penduduk lokal untuk mengatasi perlawanan rakyat. Dengan demikian, pasukan inti penjajah tidak banyak yang tewas. Hanya penduduk Indonesia yang menjadi korban.

 

Berikut beberapa pasukan khusus bentukan penjajah yang beranggotakan pribumi untuk menumpas dan melawan pasukan Indonesia, seperti dilansir dari BOOMBASTIS.COM.

 

Mardijkers

 

Saat itu Spanyol dan Portugis datang ke Indonesia awalnya bertujuan berdagang, namun akhirnya menjajah. Banyak orang-orang pribumi yang ditawan. Ketika Belanda datang, para tawanan itu akhirnya dibebaskan. Mereka kemudian dijadikan serdadu Belanda dengan nama Mardijkers. Mardijkers tidak hanya beranggotakan orang lokal tapi juga memanfaatkan para tawanan dari beberapa negara lain, seperti India dan Afrika.

 

Selama bertahun-tahun Mardijkers menjadi pasukan yang dipercaya VOC untuk membantu mengamankan dan melawan orang-orang pribumi yang mengusik ketentraman mereka. Hingga pada 1777, terdapat sekitar 1200 Mardijkers di Indonesia dan akhirnya dibubarkan pada awal 1800-an.

 

Marechaussee

 



Pasukan ini juga dikenal dengan sebutan Mersose. Marechaussee merupakan pasukan khusus setara polisi yang bertugas untuk menjaga keamanan dan ketentaraman daerah sekitar atau wilayah yang dikuasai para pejabat Belanda.

 

Marechaussee tidak hanya bertugas sebagai penjaga keamanan, ketika perlawanan rakyat dalam melawan penjajah semakin gencar Marechaussee juga ditugaskan sebagai tentara yang membantu pasukan inti dalam mematahkan serangan pasukan Indonesia.

 

KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger)

 

Di era penjajahannya, Belanda menerapkan Undang-Undang yang melarang para perwira dan wajib militer untuk bertugas di wilayah jajahan. Sebab itu, ditempatkan banyak perwira dan wajib militer dari berbagai negara atau juga orang Belanda asli yang melanggar peraturan.

 

Terbatasnya jumlah pasukan yang dimiliki akhirnya dibentuklah pasukan khusus beranggotakan orang-orang lokal yang dinamakan KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger). KNIL bertugas layaknya pasukan pada umumnya. Hingga pada 1930-an, jumlahnya sudah mencapai lebih dari 33 ribu personel orang Indonesia.

 

Heiho

 

Heiho merupakan pasukan khusus bentukan Jepang yang beranggotakan orang-orang Indonesia dan dilatih bersama tentara Jepang untuk membantu pasukan inti. Heiho dibentuk pada bulan April 1945 dan para anggotanya adalah pemuda-pemuda yang berusia hingga sekitar 25 tahunan.

 

Meski disebut sebagai pembantu pasukan inti, namun bisa dikatakan hanya sebagai kacung saja karena tugasnya selain ikut berperang, mereka juga menjadi tenaga kasar yang mirip dengan buruh. Sampai akhir masa pendudukan Jepang di Indonesia, jumlah pasukan Heiho sekitar 42 ribu orang.

 

PETA

 

Pasukan Pembela Tanah Air, yang disingkat PETA dibentuk atas ide seorang Indonesia, Gatot Mangkupraja kepada Letnan Jenderal Kumakichi Harada. PETA bertugas sebagai pasukan pengaman daerah yang pada akhirnya difungsikan secara meluas layaknya tentara pada umumnya.

 

Bersama dengan Heiho dan PETA, tentara Jepang bahu membahu meladeni serangan dan gempuran tentara Sekutu juga Belanda yang masuk ke Indonesia. Tokoh-tokoh PETA yang terkenal antara lain Supriyadi, Jenderal Gatot Subroto dan Jenderal Ahmad Yani.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline