Inilah Kronologi Hilang Empat Kru Layang yang Kawal Kapal Filipina

KRI-YANI.jpg
(SUARAKUTIM.COM)

RIAU ONLINE - Hingga saat ini, nasib empat kru KRI Layang yang dilaporkan hilang saat mengawal kapal ikan berbendara Filipina yang memasuki Indonesia tanpa dokumen lengkap belum diketahui.

 

Kadispen Armada Timur (Armatim) TNI AL Letkol (KH) Maman Sulaeman mengatakan, empat kru KRI Layang mulai dilaporkan hilang sejak, Rabu, 14 Desember 2016. Peristiwa itu berawal saat KRI Layang menemukan pelanggaran Kapal Ikan Asing (KIA) Filipina bernama Kapal Nurhana sehari sebelumnya di Perairan Talaud, Sulawesi.

 

Agus menjelaskan, saat itu KRI Layang-635 dikomandani Mayor Laut (P) Agus Susatya yang tergabung dalam Operasi Siaga Yudha-16 berpatroli di perbatasan Indonesa-Filipina. KRI Layang melaksanakan pengejaran, penangkapan dan penyelidikan terhadap KIA Nurhana asal Filipina yang membawa 24 warga negara asing (WNA) Filipina dan tidak membawa muatan atau dokumen yang lengkap.

 

Berikut kronologinya seperti dikutip dari detik.com, Sabtu, 24 Desember 2016.

 

Pada 11 Desember 2016, KRI layang menuju daerah operasi dalam keadaan siap dan cuaca berdasarkan BMKG cukup baik. Kemudian, KRI Layang mendapat kontak secara visual dengan jarak 5 Nm tampak KIA berbendera Filipina pada 13 Desember 2016. Pukul 15.25 WIT memeriksa kapal asing yang melanggar batas wilayah Filipina.

Baca Juga: 4 Kru Kapal Perang Indonesia Hilang Saat Kawal Kapal Nelayan Filipina

 

Pada titik koordinat 05 49 LU-129 45 BT, tim pemeriksa KRI Layang melakukan penggeledahan Kapal Nurhana. Diketahui, KIA Nurhana membawa 24 warga negara Filipina dan tidak membawa muatan atau dokumen lengkap.

 

ABK Kapal Nurhana dipindahkan ke KRI Layang dengan menyisakan tiga orang, yakni nakhoda, juru masak, dan juru mesin. KRI Layang, selanjutnya mengawal menuju Lanal Melonguane, Talaud, Sulawesi Utara sebagai pangkalan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 


Pengawalan Kapal Nurhana dilakukan oleh 4 kru KRI Layang, yaitu Letda (P) Faisal Dwi AR sebagai Kepala Tim Kawal, Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto, Kelasi Kepala (KLK) Amo Dian Mahendra, dan Kelasi Dua (KLD) Isy Badnur Rohim. Tim kawal dibekali bahan makanan untuk waktu 4-5 hari.

 

"Kapal kawalan mampu bertahan selama 4-5 hari dengan kecepatan 5-8 knot. Tim Kawal KRI Layang membawa dua pucuk senjata laras panjang, empat magasin, dan 60 butir amunisi tajam. Rencananya, kapal akan tiba di Lanal Melonguane pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 12.00 WIT," terang Maman.

 

Pukul 18.30 WIT tim kawal dan tiga ABK Filipina menuju Lanal Melonguane. Selanjutnya, KRI Layang melanjutkan patroli sektor menyusuri perbatasan ZEEI karena informasi dari kru Kapal Nurhana menyebtukan terdapat 10 KIA Filipina berada di 30 Nm sebelah barat dari posisi pemeriksaan KIA Nurhana.

Klik Juga: Dibajak, Kapal Minyak dari Singapura-Dumai Ini Tertangkap di Kalsel

 

Selanjutnya pada 14 Desember 2016, pukul 03.00 WIT dini hari, tim kawal yang berada di Kapal Nurhana masih memberikan laporan ke KRI Layang lewat radio bahwa pelayaran berjalan aman dan terkendali. Tim Kawal yang berada di KIA Nurhana diperintahkan melaporkan situasi, pada posisi dan halu setiap tiga jam sekali.

 

Hingga pukul 06.00 WIT KRI Layang kehilangan kontak dengan tim kawal yang berada di KIA Nurhana. Pukul 10.30 WIT, KRI Layang terus berupaya mengontak tim kawal. Kondisi cuaca mulai berkabur ditambah laut berombak dan hujan.

 

KRI Layang mencari KIA Nurhana melalui penyisiran track kapal kawalan hingga berada di posisi duga. Pencarian terus dilakukan. Pukul 17.15 WIT, kembali terjalin komunikasi dengan tim kawal KIA Nurhana, namun posisi kapal kawal tidak dapat diterima dengan baik dan jelas.

 

Pencarian terus dilakukan pada 15 Desember 2016 dengan menyisir arah laut timur dari Perairan Talaud dengan manuver zigzag. Ketika siang, KRI Layang mengubah sektor pencarian menuju arah tenggara secara zigzag dengan pertimbangan kapal kawalan memiliki kendala untuk mengambil track langsung menuju Melonguane. Karena cuaca buruk, KRI Layang mengubah pencarian ke arah barat.

 

Keesokan harinya, 16 Desember 2016, KRI layang mulai melakukan pencarian besar-besaran dengan pimpin oleh Mayor Laut (P) Agus Susatya, berkoordinasa dengan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim). Sejumlah armada TNI AL diterjunkan, termasuk kekuatan udara.

Lihat Juga: Gara-gara Kehabisan Bahan Bakar, Dua Kapal Tabrakan di Sungai Guntung Inhil

 

Pencarian didukung oleh KRI Ahmad Yani-351 (AMY) dan melakukan pengisian bahan bakar KRI Layang. Pesawat Pesud P-850 bertolak dari Manado menuju utara Morotai dengan sektor pencarian 90 x 35 Nm untuk mencari KIA Nurhana dari udara, namun hasil belum ditemukan.

 

Hingga 17 Desember 2016, pukul 13.00 WIT, KRI Layang menuju Morotai untuk melaksanakan dukungan kegiatan Menteri Kelautan dan Perikanan. KRI Ahmad Yani melaksanakan pencarian dengan luas sektor 170 x 30 Nm di selatan rencana track tim kawal dengan hasil yang masih sama, KIA Nurhana belum bisa ditemukan.

 

Sebelumnya, tersiar kabar bahwa KRI Layang hilang. Namun, Letkol Maman membantah sebab sejak awal KRI Layang mencari tim kawal yang ada di Kapal Nurhana. Dia pun memastikan pencarian masih terus dilakukan hingga saat ini. "Hasil masih sama, KIA Nurhana belum bisa ditemukan," tutup Maman.

 

Sukai/Like  Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline