Wow, Putra Kopasgat Ini Jadi Incaran Dunia, Ada Apa?

Prof-Josaphat.jpg
(ANGKASA.CO.ID/DOK JOSAPHAT)

RIAU ONLINE - Josaphat Tetuko Sri Sumatyo, seorang Profesor asal Indonesia yang tengah menjadi incaran berbagai badan antariksa dunia. Lalu apa keistimewaan pria kelahiran bandung, 25 Juni 1970 ini?

 

Josaphat adalah salah satu pemegang hak paten antena mikrostrip yakni, antena berbentuk cakram berdiameter 12 sentimeter dan tebal 1,6 milimeter yang dapat digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan satelit. Penemu circularly polarized synthetic aperture untuk pesawat tanpa awak dan small satellte, serta radar peramal cuaca tiga dimensi.

 

Badan-badan antariksa seperti NASA milik Amerika Serikat, JAXA di Jepang, ESA di Eropa dan KARI di Korea Selatan sangat sering mengontak pria 46 tahun ini. Mengapa? Dia adalah satu-satunya pemegang hak paten teknologi terbaru di bidang synthetic apparture radar, pemindai obyek jarak jauh yang bisa menembus awan dan gulita malam.

 

Ia mampu meringkas sepersepuluh satelit seberat 1.000 kilogram yang sejauh ini harus diusung oleh NASA, JAXA, dan ESA dalam teknologi SAR. Mereka tertarik karena obyek yang dipindai bisa berupa planet-planet yang letaknya sangat jauh dari Bumi. Radar mikro yang dinamainya sebagai Circularly Polarized – Synthetic Aperture Radar atau CP-SAR.

Baca Juga: Wow, Si Cantik Ini Tercatat Sebagai Pilot Termuda Indonesia

 

“Yang selama ini digunakan dunia adalah jenis linear polarized. Nah, berdasar prinsip microwave, saya berhasil mengembangkan yang circular. Saya kembangkan sejak 2010, dan kini saatnya saya pasang di satelit mikro buatan Indonesia, Lapan A-5,” ungkapnya dikutip dari Angkasa, Jumat, 23 Desember 2016.

 


Satelit mikro Lapan A-5 yang tengah digarap di fasilitas Lapan, Rancabungur, Bogor, Jawa Barat sendiri hanya berbobot 150 kg. Selama ini Lapan seri A harus puas mengusung pencitra optis buatan luar yang memiliki berbagai kelemahan, A5 yang akan diluncurkan pada 2021 akan mengguncang dunia. Sebab, jeroan CP-SAR yang akan dipasang di satelit buatan 100 persen Putra Bangsa ini, sengaja tak dibuka penuh pada dunia.

 

UAV buatan Lab Josaphat yang telah dipasangi radar mikro buatannya. Sumber gambar: Dok. PribadiUAV buatan Lab Josaphat yang telah dipasangi radar mikro buatannya (ANGKASA/DOK. JOSAPHAT)

 

Menurut Josaphat, CP-SAR dapat diberdayakan sebagai pelacak pesawat dan kapal perang siluman (stealth) dan radar AESA. Dengan demikian, A5 akan menjadi satelit pertama di dunia yang mengusung perangkat intai teknologi baru. Keputusan Josaphat memilih satelit Lapan didorong oleh kecintaannya terhadap Tanah Air.

Klik Juga: Menegangkan, Insiden TNI AU Cegat Pesawat AS di Atas Pulau Bawean Indonesia

 

Sebenarnya, pihak TNI pernah meminta Josaphat untuk diterapkan pada pesawat inti, namun CP-SAR lebih cocok dipasang pada satelit mikro. Lantas, berapa satelit yang dibutuhkan untuk mengamati wilayah seluas Indonesia?

 

“Kalau orbit satelitnya polar, butuh lima. Tapi kalau dari jenis equatorial, cukup dua. Begitupun saya sudah mencobanya di pesawat tanpa awak buatan Josaphat Laboratory Experimental UAV di Universitas Chiba, Jepang, dan itu berhasil,” tuturnya.

 

Pria alumnus SMAN 1 Surakarta, Jawa Tengah yang pernah bekerja pula di BPPT ini mengungkap ceita khusus tentang pesawat tanpa awak tersebut. Sang UAV sengaja dicat warna jingga lantaran kekagumannya yang luar biasa terhadap korps baret jingga alias Korpaskhasau.

Lihat Juga: Pertama Kalinya, Prajurit Ini Tancapkan Merah Putih di Puncak Everest

 

“Itu karena saya mengenyam pendidikan dari gaji ayah saya yang pelatih Kopasgat (kini Korpaskhas TNI AU). Dia adalah Lettu Michael Suman Juswaljati atau sering dipanggil Bimo Kunting,” ujarnya.

 

Saat muda, Josaphat pernah bercita-cita jadi penerbang AURI namun sang ibu tak memberi restu. Sejak itu, ia mulai bernazar kepada orangtuanya, bahwa kelak ia akan jadi pembuat pesawat dan radar. Dan kini, berkat nazarnya, Putra Kopasgat ini jadi incaran dunia.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline