Pertempuran 10 November di Surabaya Neraka Bagi Tentara Inggris

Mobil-Kodok-VW-Brigjen-Mallaby.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINEPertempuran selama 10 hari di Kota Surabaya, Jawa Timur, mulai 10 hingga 20 November 1945, antara pemuda dan pejuang Indonesia dengan Tentara Sekutu dibawah kepemimpinan Inggris, kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan, menjadi sejarah kelam bagi negara tersebut. 

 

Selama 10 hari pertempuran dengan kekuatan persenjataan tak berimbang, menjadikan Surabaya sebagai 'neraka' bagi ribuan tentara Inggris yang tewas diujung bedil pejuang Indonesia. 

 

Pertempuran heroik ini dipicu tewasnya Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern (A.W.S.) Mallaby, pimpinan pasukan Inggris di Surabaya. Tugas mereka awalnya melucuti senjata Jepang. Namun, ternyata Sekutu membonceng NICA. 

 

Baca Juga: Kibarkan Bendera China, Bagansiapi-api Berubah Jadi Lautan Api

 

Kematian Mallaby itu membuat Inggris marah dan mengirim 24 ribu pasukan guna menaklukkan dan menguasai Surabaya. Inggris mengeluarkan peringatan agar milisi Indonesia menyerahkan senjata pada 9 November. Namun ultimatum tersebut tak dituruti, baru pada 10 November 1945, perang besar terjadi dan Inggris mulai mengebom Surabaya. Selang 10 hari kemudian, 20 November 1945, Inggris baru berhasil kuasai Surabaya.


 

Ribuan prajurit Inggris tewas dan sekitar 20 ribu pejuang dan rakyat Indonesia di Surabaya meninggal. Namun, pada pertempuran itu, tiga pesawat Mosquito Inggris ditembak jatuh pasukan Republik.

 

Satu di antara tiga pesawat tersebut ternyata ditumpangi Brigadir Jenderal Robert Guy Loder Symonds. Ia terluka dan meninggal esok harinya, 11 November 1945.

 

Selama pertempuran 10 hari di Surabaya, Negeri Ratu Elizabeth ini hgarus kehilangan dua jenderalnya. Inggris mengakui, pertempuran di Surabaya sebagai perang mereka paling berat setelah Perang Dunia II.

 

Klik Juga: Wow, Sultan Siak Serahkan 13 Juta Gulden untuk Modal Indonesia Merdeka

 

Saking hebatnya perlawanan tentara dan pejuang Indonesia, pasukan Inggris menyebut Surabaya sebagai neraka di timur Jawa. Media terkemuka Amerika Serikat, New York Times, edisi 15 November 1945, memasukkan kutipan serdadu Inggris itu dengan sebutan The Battle of Surabaya.

 

Sedangkan (Alm) Roeslan Abdulgani menyebut peristiwa 10 November itu sebagai malapetaka memenggal arah sejarah Surabaya dan rute kemerdekaan Indonesia.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline