RIAU ONLINE - Laporan keamanan Filipina menyebutkan bahwa selama enam bulan pertama tahun 2016 melakukan aksi-aksi penculikan, Abu Sayyaf telah mengatongi 353 juta Peso atau sekitar 7,3 juta dolar AS.
Menurut laporan gabungan intelijen militer dan kepolisian Filipina, serbuan aparat keamanan belakangan ini sempat melemahkan kakuatan Abu Sayyaf, namun kelompok tersebut tetap menjadi ancaman dan mampu melancarkan aksi-aksi penculikan dan serangan teror.
Kini, kelompok ekstremis itu mengalihkan sasaran penculikan dan fokus pada kapal-kapal tunda yang berlayar melalui wilayah perairan antara Indonesia, Malaysia dan Filipina. Laporan tersebut tidak dipublikasikan, namun pada Kamis, 27 Oktober 2016, AP memperlihatkan laporan itu kepada seorang wartawannya.
Baca Juga: Ketika 30 Hantu Pasukan Garuda Lumpuhkan 3 Ribu Pemberontak Kongo
Dilansir dari DW.COM, sebuah laporan menyebutkan bahwa selama enam bulan pertama 2016, Abu Sayyaf telah melaksanakan 32 aksi pemboman. Hal ini meningkat 68 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Diperkirakan, militan memiliki lebih dari 400 pucuk senjata api dan berhasil melakukan sejumlah pelatihan teroris meski sedang menghadapi serangan militer terus menerus.
Rodrigo Duterte, Presiden Filipina yang mulai menjabat sejak Juni 2016 lalu, memerintahkan militer melakukan penyerangan di kubu-kubu yang menjadi tempat persembunyian Abu Sayyaf, setelah aksi penculikan marak lagi.
Duterte juga menolak perundingan perdamaian yang ia sebut sebagai 'kelompok teror biadab'. Tapi, pemerintah Filipina tetap melakukan pembicaraan dengan dua kelompok Muslim yang lebih besar. "Kelompok Abu Sayyaf sekarang bergeser menargetkan kapal tunda berbendera asing dan kru mereka, karena operasi militer Filipina terfokus terhadap kelompok itu," kata laporan itu.
Klik Juga: Inilah Generasi Terakhir Penunggang Pesawat P-51 Mustang yang Melegenda
Abu Sayyaf diperkirakan akan intensif melakukan aksi-aksi penculikan di jalur perairan sibuk di sekitar Filipina, Malaysia dan Indonesia. Pada pertengan tahun ini, Abu Sayyaf telah melakukan aksi penculikan terhadap kapal tunda dengan awak kapal dari Malaysia dan Indonesia. Hingga akhirnya, ketiga negara melakukan perundingan terkait keamanan dan pengawasan jalur laut di kawasan perbatasan ketiga negara.
Aksi-aksi penculikan tersebut memungkinkan Abu Sayyaf mendapat cukup dan untuk membeli senjata api serta amunisi. Sebagaian besar dana yang mencapai 353 peso itu diperkirakan berasal dari uang tebusan yang diterima Abu Sayyaf dari Januari hingga Juni 2016 dari pertukaran atau pembebasan 14 sandera Indonesia dan 4 awak kapal Malaysia.
Untuk pembebasan seorang wanita Filipina yang diculik tahun lalu dengan dua orang Kanada dan Norwegia dari sebuah resor wisata mewah, para militan disebutkan mengantongi uang tebusan sampai 20 juta peso, atau senilai 413.000 dolar AS.
Pada bulan lalu, Abu Sayyaf juga membebaskan sandera Norwegia, Kjartan Sekkingstad setelah setahun ditahan di hutan dan diancam akan dipenggal. Presiden Duterte pernah menyatakan kepada pers, dia menduga untuk pembebasan Sekkingstad dibayar uang tebusan sampai 1 juta dolar AS.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline