Laporan: Azhar Saputra
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pimpinan Aliansi buruh migran atau International Migrant's Aliance (IMA), Eni Lestari berharap ada kebijakan regulasi baik yang dibuat untuk mensejahterakan para buruh migran di Indonesia.
"Harapan yang kami inginkan dari negara ini adalah adanya tanggung jawab dari negeri ini. Bisa kita lihat banyak sekali Penyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) dan kebijakan seperti apa yang mereka terapkan kepada kami para buruh migran ini. Kami mau negara yang harus mengurus kami, bukan mereka," ucapnya, Jumat, 30 September 2016.
Selanjutnya masalah pendidikan yang belum mempuni yang diberikan kepada mereka. Baginya itu sangatlah penting mengingat begitu banyak masalah kecil yang akhirnya berujung penindasan dan derita yang harus mereka tanggung.
Baca Juga: Inilah Kendala yang Dihadapi untuk Memutus Mata Rantai Migran
"Saya di sana hanya diajarkan hal yang mendasar. Seperti bagaimana menyapu, memasak menggunakan mesin-mesin. Tapi hal seperti kultur, budaya tidak diajarkan sama sekali," katanya.
Eni mencontohkan dimana dia saat bekerja di Hongkong dengan kultur budaya yang berbeda dengan negara asalnya. "Saya tidak tahu kalau watak orang disana itu keras, saya anggap mereka marah. Berbeda jauh dengan tanah kelahiran saya yang mengedepankan tata keramah," ucapnya.
Klik Juga: Eni Lestari: Perbaikan Sistem Agraria Putuskan Mata Rantai Buruh Migran Indonesia
Kemudian pendidikan mengenai peraturan-peraturan mendasar yang tentunya harus mereka miliki, terkiat apa-apa saja hak dan tanggung jawab mereka selama bekerja di negeri orang.
"Kalau salah kami harus kemana, hak dan kewajiban kami itu seperti apa. Ini tidak ada sama sekali," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline