Sekitar 30.000 warga Venezuela memadati ibukota Venezuela, Caracas, menuntut Presiden Maduro mundur dari jabatannya, Kamis, 1 September 2016
(CNN)
RIAU ONLINE - Sekitar puluhan ribu Warga Venezuela memadati jalan-jalan di Ibukota Venezuela menuntut Presiden Nicolas Marudo turun dari kekuasaan. Dengan membawa bendera putih dan melambaikan tangan para demonstran menyalahkan pemerintah Maduro atas krisis pangan dan ekonomi yang terjadi di negara itu.
"Tidak ada makanan. Tidak ada Kertas. Tidak ada obat. Kami sedang sekarat. Silakan, membantu Venezuela. Ini harus berakhir. Maduro, Anda harus memahami bahwa waktu Anda sudah habis," kata Maria Alvarez kepada CNN en Espanol, dikutip dari CNN, Jumat, 2 September 2016.
Para pemimpin oposisi menyebut aksi unjuk rasa itu adalah demonstrasi besar-besaran "Pengambilalihan Caracas" dan berharap aksi damai akan memiliki jumlah suara yang bersejarah.
Koalisi opisis, Mesa de la Unidad Democratica, mengklaim lebih dari 1 juta orang ambil bagian dalam aksi tersebut. Namun, kantor berita yang dikelola AVN mengatakan bahwa ada sekitar 30.000 orang ikut dalam aksi anti-Maduro itu. Para pengunjuk rasa memadati tiga jalan utama di timur Caracas.
Untuk mengantisipasi terjadinya ketegangan dan anarkis, pemerintah setempat menempatkan petugas huru hara di garis-garis demonstran. Namun, sejauh ini situasi berlangsung damai.
Sementara itu, demonstran pro-Maduro turut turun ke jalan dengan atribut merah menyerukan protes "anti-kudeta".
Maduro mengatakan kepada pendukungnya bahwa pihak berwenang telah menahan pemimpin opisisi sayap kanan yang berencana untuk menanam bom di Ibukota. Dia menekankan pada pendukungnya untuk bersiap menghadapi kudeta.
"Jika suatu hari datang dan Anda melihat sesuatu terjadi kepada Presiden Nicolas Maduro…turunlah ke jalan dan cari keadilan," kata Maduro.
Kelompok oposisi mengatakan bahwa demonstrasi pada Kamis, 1 September 2016 itu merupakan awal dari banyak demonstrasi lain ke depan, demi mendorong terwujudnya referendum.
Venezuela diprediksi akan kembali mengalami penurunan ekonomi 10 persen, dengan jumlah inflasi mencapai 700 persen. Situasi akan makin buruk, di tengah makin meluasnya kekurangan makanan dan pasokan listrik, serta meningkatnya tindak kriminal.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline