Di Kalangan Teman Kampus, Jessica Dikenal Kerap 'Berulah'

Rekaman-CCTV.jpg
(KOMPAS/KAHFI DIRGA CAHYA)

RIAU ONLINE - Persidangan mengungkap misteri kasus pembunuhan bermodus kopi sianiadi hingga saat ini masih bergulir, dengan terdakwa tunggal, Jessica Kumala Wongso.

 

Polisi, jaksa, dan keluarga korban mengaku mengantongi sejumlah petunjuk. Diantaranya, dokumen laporan masa lalu Jessica yang diserahkan Kepolisian Australia atau Australian Federal Police (AFP).

 

Keterlibatan Australia dalam kasus yang menghebohkan Indonesia, lantaran Jessica bersama orangtua dan kedua adiknya telah berstatus sebagai penduduk Australia (permanent resident) sejak 8 tahun lalu.

 

Bahkan, Jessica bertemu dengan korban, Wayan Mirna Salihin saat sama-sama menempuh pendidikan di Billy Blue Design College, Sydney.

 

Menurut Liputan6.com yang dikutip dari berbagai sumber, orangtua Jessica memiliki sebuah rumah di Sydney, ibu kota negara bagian New South Wales (NSW).

 

Sebenarnya Jessica, di lingkungan dikenal sebagai gadis yang berperilaku 'normal' layaknya anak muda seusianya. Namun, teman-teman kampusnya mengenal Jessica sebagai seseorang yang kerap 'berulah' saat sedang mabuk.

 

Jessica, pada 22 Agustus 2015 dilaporkan menabrak sebuah panti jompo yang mengakibatkan seorang penghuni terluka. Ketika itu, perempuan 27 tahun tersebut dilaporkan mabuk berat saat berkendara.


 

Menurut beberapa sumber lainnya, Jessica juga dikenal sukaberbuat onar.

Baca Juga: Australia Ungkap Rahasia 'Kelam' Jessica Kumala Wongso

 

"Pernah suatu hari, dia diadukan ke polisi karena memanggang barbecue di dalam kamar! Alarm kebakaran berbunyi, membuat seluruh orang di apartemen harus turun," kata seorang sumber yang tinggal di satu apartemen dengan Jessica, seperti dikutip Liputan6.com dari News.com.au.

 

Bahkan, beberapa kali Jessica dilaporkan pernah berurusan dengan polisi Australia karena bertengkar dengan mantan kekasihnya, Patrick.

 

Usai menamatkan pendidikannya, Jessica juga dilaporkan pernah bekerja sebagai staf administrasi di NSW Ambulance, dari Juli 2014 hingga mengundurkan diri pada November 2015.

 

"Benar, Jessica pernah bekerja di sini dengan status temporer outsoursing, sebagai tenaga administrasi," kata pihak NWS Ambulance.

 

Seorang sumber yang tidak disebutkan namanya juga membenarkan mengatakan sebenarnya Jessica akan mulai bekerja dalam waktu dekat sebagai seorang desainer grafis.

 

"Dia (Jessica) berlibur ke Indonesia bersama keluarganya. Mereka berencana kembali secepatnya ke Sydney karena Jessica telah diterima bekerja sebagai desainer grafis," jelas sumber tersebut.

 

Namun saat ditanya pendapatnya terkait kasus yang menimpa Jessica di Jakarta, sumber tersebut meyakini bahwa Jessica tidak bersalah dan tiadk melakukan perbuatan keji itu.

 

"Jessica sepertinya tidak bersalah. Dia hanyalah seorang anak muda biasa, seperti pemudi Australia lainnya. Pergi hang-out di kafe, minum kopi dan ngobrol," kata sumber itu.

 

Menurutnya, Jessica hanya berada di tempat yang salah dan waktu yang tidak tepat, sehingga akhirnya terjebak dalam masalah yang tidak dilakukannya. "Dia mungkin bisa dihukum mati," katanya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline