(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Mantan Kepala Infokom Kesbang Provinsi Riau, Tengku Khalil Jaafar, mempertanyakan kewenangan pemberian gelar penghargaan Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan untuk para veteran perang 1945-1949 dengan medan pertempuran di Provinsi Riau.
Dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Riau, dibacakan pemberian penghargaan Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan untuk 20 putra-putri terbaik Riau.
"Tadi saya ikut acara di DPRD, duduk di VIP C bersebelah dengan Pak Herman Abdullah (eks Wako Pekanbaru) dan Sumardhi Taher (Anggota DPD RI). Sambil duduk diskusi kecil Pak Herman mempertanyakan kewenangan pemberian gelar, apakah gubernur, DPRD atau Presiden," kata Tengku Khalil Jaafar, Selasa, 9 Agustus 2016, kepada RIAUONLINE.CO.ID.
Baca Juga: 20 Pejuang Riau Terima Penghargaan di Hari Jadi Riau Ke-59
Baca Juga
Mantan Kepala Biro Pemerintahan Setdaprov Riau ini menjelaskan, misalnya Arifin Ahmad, Subrantas, Hasan Basri Lilith, dapat penghargaan, lantas apa kriterianya. Selain itu, siapa orang yang menyeleksi mereka.
"Apa bisa gubernur memberi gelar itu. Karena perjuangan kemerdekaan itu skala Nasional, berjuang untuk NKRI, bukan Riau semata. Apa itu sudah valid, banyak yang lain belum masuk," tutur eks pamong puluhan tahun tersebut.
Khalil memberikan contoh, Zukri Lilith, adik Hasan Basri, juga seorang veteran. Ia mengakui, pernah dihubungi untuk memita data ayahnya, namun tak diberikan.
"Alasannya, ayah veterannya pun tidak diurus, tidak mau diberi gelar. Akan tetapi Mertua saya dapat bintang gerilya sama pangkat dengan Subrantas (GUbernur Riau), saat pangkat Letnan ketika itu," kata Adik Tengku Lukman Jaafar ini.
Klik Juga: Upacara HUT ke-59 Provinsi Riau Tinggalkan Catatan Tak Sedap
Khalil juga menyebut beberapa nama , seperti HM Amin asal Airtiris, Kampar. Ayah Azhar Amin itu merupakan Perintis Kemerdekaan. Ia orang pertama menaikan Bendera Merah Putih di Riau ini,.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline
