Serapan Beras Petani Lokal Riau Masih Rendah

beras-bulog.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Bulog Riau Kepri mencatat serapan petani lokal di Riau masih rendah karena petani lokal lebih memilih menjualkan beras ke perusahaan lain dari pada perusahaan negara itu.

 

"Serapan petani lokal di provinsi tersebur hanya 777,7 ton selama Semester I/2016. Sedangkan, target yang mencapai 5000 ton per tahun yang ditetapkan oleh pemerintah," kata Hendra Gunafi, Humas Bulog saat diwawancari, Senin, 25 Juli 2016.

 

Dijelaskan Hendra kendala utama pada minimnya penyerapan beras lokal ini, akibat tingginya harga beras yang dipatok oleh petani.

 

HET (Harga Eceran Tertinggi) yang sudah ditetapkan pemerintah untuk Bulog dalam membeli beras petani Rp 7.300 per kilogram. Sedangkan di Riau banyak petani yang menawarkan harga di atas itu. Kalau di atas HET kita tidak bisa.

 



Selain harga tawar petani tinggi, Bulog juga mesti menghadapi persaingan dengan pihak swasta. Di mana para petani cenderung sudah menjual beras ke pihak swasta. "Sehingga tidak mungkin kita bisa beli, karena nanti ribut," katanya.

 

Rendahnya penyerapan beras Riau mau pun Kepri ini membuat Bulog Divre Riau Kepri berada pada posisi 19 dari seluruh cabang Bulog se Indonesia. Sementara untuk di wilayah seperti Jawa mereka sedang panen.

 

Di samping itu adanya alih fungsi lahan ke Sawit juga membuat Bulog kewalahan menyerap sesuai target yagn ditetapkan. Apalagi mengingat Provinsi Riau bukan termasuk daerah sebagai lumbung padi.

 

"Hal ini membuat Riau menjadi daerah yang defisit untuk komoditas beras. Artinya beras dari petani masih belum mencukupi kebutuhan pasar lokal, sehingga bergantung kepada daerah lain seperti sumatera Barat (Sumbar) atau Jawa," kata Hendra.

 

Meski demikian pihaknya akan terus berupaya melakukan penyerapan. Di mana fungsi utama penyerapan sebagai upaya antisipasi anjloknya harga gabah atau beras sewaktu panen raya.

 

Pemerintah Provinsi Riau menghitung total produksi padi mencapai 407.000 ton per tahun. Riau memiliki beberapa daerah sentra padi seperti Indragiri Hulu, Kuantan Singing, Kampar dan Indragiri Hilir.

 

Catatan Koreksi: Artikel ini sebelumnya sudah diturunkan pada Senin, 25 Juli 2016, namun karena ada masalah pada tampilan web, tulisan ini kembali kami tayangkan. Mohon maaf atas gangguan ini.