RIAU ONLINE - Ratusan ribu muslim Rusia harus memilih menjadi orang pencari suaka ke Turki, negara tetangga mereka, usai ditekan dan mendapat perlakuan kasar oleh keamanan Kremlin.
Namun, Pemerintah Rusia menuduh banyak Muslim Rusia yang mencari suaka ke Turki tersebut sebagai ekstremis, bahkan teroris. Mereka semakin khawatir dengan semakin dekatnya pertemuan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin dan sejawatnya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, Agustus 2016 mendatang, kecemasan meningkat di antara satu kelompok khusus pencari suaka di Turki.
Kaum muslim Rusia menyebut diri sebagai "Muhajir" istilah bahasa Arab untuk orang-orang yang diasingkan dari negara asal mereka, karena keyakinan agama mereka dan berusaha menetap di negara yang diatur oleh syariah atau hukum Islam.
Turki menegaskan negaranya adalah negara sekuler, ribuan Muslim Rusia mendapat suaka di Turki, setelah lolos dari apa ang disebut kelompok HAM, perlakuan kasar oleh aparat keamanan Kremlin yang kuat . Pemerintah Rusia menuduh banyak dari mereka ekstremis dan bahkan teroris.
Baca Juga: Jelang Ditembak Mati, Freddy Minta Nasi Padang dan Doakan Anak Jadi Ustaz
Tuduhan-tuduhan itu bertambah kuat, dilansir dari VOAIndonesia, ketika panglima perang ISIS asal Chechnya, dijuluki otak serangan teroris bulan lalu di bandara Ataturk, Istanbul. Tiga penyerang dikenali sebagai warga negara Rusia, Uzbekistan dan Kyrgyzstan.
Dua warga Rusia lainnya yang ditunjuk oleh Amerika sebagai teroris dunia pada tanggal 13 Juli, termasuk bekas tahanan Guantanamo, Airat Vakhitov, yang terdapat di antara orang-orang ditahan di Turki setelah serangan di bandara itu.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline