RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sekitar ratusan orang buruh kebersihan kontrak PT Multi Inti Guna (MIG) melakukan aksi demonstrasi di muka kantor Walikota Pekanbaru. Demonstrasi dilakukan untuk menuntut dibayarkannya gaji mereka yang belum dibayar oleh Pemko Pekanbaru bulan April dan Mei 2016.
Demonstrasi kali ini merupakan aksi ketiga yang dilakukan untuk menuntut Pemko menepati janjinya yang akan membayarkan gaji mereka yang seharusnya dibayar beberapa hari lalu. Namun hingga kini Walikota Pekanbaru, Firdaus masih belum menepati janjinya kepada 412 buruh yang gajinya belum dibayar.
Salah satu buruh kebersihan yang turut dalam aksi kali ini, Aldi menuturkan Firdaus telah sering berjanji akan membayarkan gaji mereka. Dan yang terakhir ia berjanji akan membayar gaji mereka pada Jumat, 17 Juni 2016 lalu. Namun tak juga ditepati. Padahal janjinya tersebut sudah disepakati dengan bubuhan materai.
"Janjinya yang terakhir itu Jumat kemarin katanya akan dibayarkan tapi tak juga ditepati. Padahal waktu itu antara buruh dan Pemko Pekanbaru sudah bersepakat dengan materai. Katanya kalau pakai materai akan ditepati, tapi sampai sekarang mereka bohong saja," kata Aldi kecewa ketika diwawancara RIAUONLINE.CO.ID di sela-sela aksi, Rabu, 22 Juni 2016.
BACA JUGA: Sore Ini, HMI dan Buruh Kebersihan Dirikan Tenda di Kantor Wako Tuntut Upah
Ketika pihak Pemko Pekanbaru berjanji kepada buruh akan membayarkan seluruh gaji mereka pada Jumat lalu, awalnya buruh percaya dan menanggapi secara positif, apalagi dengan bubuhan materai. Optimisme itu diperlihatkan para buruh dengan berulang-ulang mengecek nominal debit ATM mereka selama Jumat lalu. Namun, lagi-lagi Pemko tak tepat janji karena hingga Sabtu, gaji mereka tak kunjung juga dibayarkan lewat tabungan ATM mereka.
"Ini adalah aksi dari bentuk kekecewaan kami karena mereka selalu ingkar terhadap janji mereka sendiri. Ini adalah aksi demo kami yang ketiga kalinya, berharap Pemko Pekanbaru benar-benar mau mendengarkan kesusahan kami yang tak memiliki pendapatan apapun sejak April kemarin. Kami hanya meminta hak kami dipenuhi saja, apa salah?" ujar Aldi yang lokasi kerjanya berada di wilayah Pasar Kodim, Senapelan.
Karena gaji yang belum dibayar tersebut, para buruh ini kebanyakan menjadi berhutang ke toko dan kedai-kedai untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari karena gaji mereka yang belum dibayar. Namun belakangan para pemilik kedai dan toko menolak memberikan mereka utang karena jumlah utang mereka sudah menumpuk terlalu banyak sehingga para pemilik toko khawatir para buruh ini tak membayar utang mereka. hal inilah yang dirasakan oleh Aldi dan rekan-rekannya yang lain.
KLIK JUGA: Sampah Setruk Dibuang di Pintu Pagar Rumah Dinas Wali Kota
"Bahkan yang lain ada yang sampai berhutang kepada rentenir karena terlalu terdesak dan tak ada lagi yang bersedia memberikan kami pinjaman. Sedih kali lah hidup kami," tuturnya memelas.
Gaji selama dua bulan para buruh yang harus dibayarkan oleh Pemko Pekanbaru sebanyak Rp4,2 juta perorangnya. Gaji tersebut sudah termasuk tunjangan dan bonus yang disepakati dalam kontrak kerja mereka. Jadi jika dihitung secara kasar jumlah gaji yang harus dibayar dengan jumlah buruh 412 orang yang haknya harus dibayar, Pemko Pekanbaru harus mengeluarkan anggaran senilai Rp1,73 miliar lebih.
Selain itu, selama tiga kali aksi yang dilakukan oleh buruh, tak sekalipun Firdaus bersedia menjumpai para buruh tersebut, padahal para buruh menilai seharusnya walikota lah yang menemui mereka sebagai bentuk moral pertanggung jawaban. Hanya Sekdako dan para asistennya lah yang selama ini menemui mereka para buruh kebersihan ini.
Simak berita Pekanbaru Kota Sampah lainnya dengan klik di sini.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline