RIAU ONLINE - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan penyebab gempa tektonik yang mengguncang seluruh wilayah Sumatera Barat dan Bengkulu pada Kamis pagi (2/6) adalah akitivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia dengan hiposenter di Zona Benioff bagian atas.
“Karena hiposenter berada di kedalaman 70 kilometer maka gempa bumi ini disebut sebagai gempa bumi menengah, sehingga wajar jika guncangan gempa bumi ini memiliki spektrum guncangan yang dapat dirasakan pada wilayah yang luas,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (2/5/2016).
Berdasarkan analisis mekanisme sumber, Daryono menjelaskan pemicu terjadi gempa adalah mekanisme penyesaran naik (thrust fault), namun gempa yang terjadi pada kedalaman menengah tidak berpotens tsunami.
BACA JUGA: Getaran Gempa Padang Dirasakan Hingga Singapura
Analisis BMKG menunjukkan gempa terjadi pada pukul 05.56.01 WIB dengan kekuatan M=6,5 dengan episenter terletak pada koordinat 2,29 LS dan 100,46 BT, pada kedalaman hiposenter 70 kilometer.
Menurut BMKG, Peta Tingkat Guncangan (Shake map) menunjukkan guncangan dirasakan di daerah Solok, Painan, Muko-muko, dalam skala intensitas IV-V MMI (II SIG-BMKG). Namun, di daerah Bengkulu dan Padang guncangan dirasakan dalam skala intensitas IV MMI (II SIG-BMKG.
Sementara, daerah Kepahiang dan Padang Panjang guncangan dirasakan dalam skala intensitas III-IV MMI (II SIG-BMKG), dan di Kabupaten Agam dan Kabupaten Limapuluh Kota, guncangan dirasakan dalam skala intensitas III MMI (II SIG-BMKG).
KLIK JUGA: 9 Orang Terluka Akibat Gempa Pesisir Selatan Sumbar
Daryono mengimbau masyarakat khususnya yang berada di daerah pesisir barat Sumatera agar tidak terpancing isu yang tidak bertanggung jawab karena gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline