Hasil Penelitian, PR Tak Baik Diberikan ke Murid SD

Murid-SD-Belajar-Bak-di-Kandang-Sapi.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE - Pola pendidikan di Indonesia yang membebankan anak murid di Sekolah Dasar (SD) dengan berjibun pekerjaan rumah (PR), ternyata bukan langkah bagus bagi tumbuh kembang si anak.

 

Pakar Psikologi, Harris Cooper, meneliti efek PR selama 25 tahun, dan ia memaparkan hasil risetnya yang kontroversial tersebut. Lalu seperti apa hasil penelitiannya?

 

Bagi anak-anak yang bersekolah di tingkat dasar, belajar itu sambil bersenang-senang, tak serius seperti kakak-kakak dan abang-abangnya di SMP dan SMA.

 

Anak yang baru mulai sekolah, akan melewati banyak tahun untuk menuntut ilmu. Guru harus berusaha agar anak-anak menyukai sekolah dan belajar. Atmosfernya harus dibuat menyenangkan, bukan malah membebani.

 

Baca Juga: Potret Anak-anak Pekanbaru Tanpa Pendidikan

 

"Jangan sampai PR jadi beban sehingga belajar jadi hal menyebalkan," tulis Copper dalam bukunya, The Battle over Homework: Common Ground for Administrators, Teachers, and Parents, seperti dilansir dari dw.com.

 

Mushallah Disekat untuk Lokal Kelas III dan IV

 

Tak hanya itu, tutur Copper, ternyata PR semula untuk melibatkan dan mendekatkan orangtua dalam pendidikan anak-anak, namun efeknya bisa sebaliknya. Setelah hari panjang di sekolah, sesuatu mencakup kata "pekerjaan" tak selalu menjadi apa diinginkan anak sebelum tidur. Orangtua dan anak, malah bisa bertengkar gara-gara PR dan menimbulkan kenangan traumatis.

 

Perlu juga dipahami, PR itu hanya berlaku efektif saat anak sudah bersekolah di tingkat menengah pertama, bukan sekolah dasar. Di tingkat ini, anak-anak diajarkan untuk menjadi lebih bertanggung jawab.

 

Namun, ketika orangtua harus mengingatkan anak-anak mereka masih SD untuk mengerjakan PR setiap malam, tujuan awal ini pudar artinya. Masa kecil adalah masa bermain.

 

Sayangnya, masa kecil merupakan masa bermain harus direnggut untuk mengerjakan PR yang segudang tersebut. Padahal di usia dini, mereka harus melakukan kegiatan fisik, main di luar dan berolahraga dengan teman-teman.

 



Klik Juga: Riau Bukan Daerah Yang Ramah Anak

 

Guru dan orangtua dapat mendorong anak-anak untuk lebih sering melakukan aktivitas seperti ini. Biarkan mereka kreatif dan berlatih fisik untuk mengembangkan diri.

 

SDN 62 Marjinal Simpang Tangor, Kulim

 

"Mengerjakan PR mencuri waktu istrirahat anak-anak SD. Anak-anak membutuhkan rata-rata 10 jam tidur dalam sehari. Agar anak-anak menjadi produktif 100 persen pada hari berikutnya di sekolah, mereka harus memiliki waktu istirahat yang cukup," tuturnya.

 

Lalu, apa alternatifnya kalau tidak mengerjakan PR? Copper mengatakan, solusinya adalah mendorong anak-anak agar senang membaca. Ini jauh jauh lebih baik daripada mengerjakan PR. Orangtua dan guru bisa membantu mencari subyek menarik untuk dibacakan pada mereka atau merangsang mereka untuk membaca sendiri.

 

Alternatif kedua, ada banyak kebiasaan sehari-hari dapat mengajarkan mereka bertanggung jawab, seperti bangun pagi dan bersiap diri ke sekolah, merapikan tempat tidur, atau bahkan merawat hewan peliharaan. Namun ingatkan, mereka adalah pelajar, kewajiban utamanya belajar.

 

Lihat Juga: Ini Akibatnya Bila Anak Sering Dipuji

 

Pilihan lainnya, mengunjungi museum dan lokasi menarik. Banyak pengetahuan dan pengalaman bisa didapat di sini. Cari pameran atau kegiatan yang akan membangkitkan minat anak-anak. Di Jerman anak.-anak sering diajak ke museum, markas pemadam kebakaran, gedung kesenian, mengunjungi pameran dan tempat menarik lainnya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) dan Republic of Singapore Air Force (RSAF)menggelar latihan bersama dengan bertajuk Manyar Indopura XIV yang berlangsung di Lanud Roesmin Nurjadin. Latihan bersama ini dijadwalkan mulai pada Rabu (11/5/2016) kemarin hingga sepekan mendatang, Rabu (18/5/2016).

 

Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsma TNI Henri Alfiandi mengatakan latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme di antara kedua angkatan udara yang berbeda negara tersebut. Selain itu latihan bersama digunakan sebagai ajang mempererat hubungan bilateral dua negara yang bertetangga ini.

 

"Yang paling penting dari latihan ini sebenarnya adalah untuk mempererat hubungan bilateral, Karena dalam komunikasi antar dua negara itu sangat diperlukan untuk menjalin hubungan baik," ujar Henri, Kamis (12/5/2016).

 

Baca Juga: Gara-gara Drone, Penerbangan di Bandara SSK II Diubah Pendaratannya

 

Latihan bersama ini menurut Henri, melibatkan kurang lebih 110 personel gabungan baik dari TNI AU maupun dari RSAF. Untuk Alutsista yang digunakan untuk latihan sendiri ada satu unit helikopter NAS 332 Super Puma, satu unit SA-330 Puma dari Skuadron Udara 6 dan 8 Lanud Atang Sendjaja Bogor dan 2 unit pesawat helikopter AS 332M/M1 Super Puma dari 125th Skuadron.

 

Hal senada juga disampaikan oleh Danskadron Udara 6 Letkol Pnb Agni Prayogo, yang mengatakan bahwa dengan adanya latihan ini tentu akan sangat bermanfaat dalam hal meningkatkan kemampuan, profesionalitas serta kerja sama dari crew kedua Angkatan Udara, yang juga dapat berkontribusi dalam keamanan baik secara regional maupun internasional di masa depan.

 

Latihan Bersama TNI Au-Singapura

KOMANDAN Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama Henri Alfiandi, didampingi Kepala Dinas Operasi (Kadis Ops), Kolonel Pnb Yani Amirullah, memberikan pengarahan kepada perwira penerbang Angkatan Udara Singapura, Kamis, 12 Mei 2016.

 

"Dalam latihan yang direncanakan akan berlangsung hingga tanggal 18 Mei mendatang ini, kedua Angkatan Udara akan melaksanakan latihan SAR pertempuran baik latihan dalam upaya pencarian korban dalam pertempuran maupun upaya penyelamatannya sehingga dapat dievakuasi ke tempat yang aman untuk mendapatkan pertolongan medis," imbuh Henri.

 

Klik Juga: Drone Mengudara di Bandara, Lanud Janji Tembak Hingga Jatuh

 

Sementara itu Major Ee Pinn Hwee Joe dari RSAF menyampaikan bahwa dengan adanya latihan ini, selain mempererat hubungan diantara kedua negara, juga dapat menjadi ajang yang sangat baik untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi serta belajar dari masing-masing Angkatan Udara agar dapat menjadi lebih baik dalam melaksanakan suatu operasi udara.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline