Nasib Sekolah Kami tak Lagi Jelas Kapan Dibangun

Murid-SD-Belajar-di-Sekolah-Laskar-Pelangi.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

Laporan: Azhar Saputra


RIAU ONLINE, PEKANBARU - Seorang guru kelas cabang SDN 135 (Marjinal), di Jalan Badak Ujung, Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya, khawatir akan ada pihak-pihak menekan kepala sekolah dan para guru perihal sekolah kandang sapi yang beredar sepekan ini.

 

Oki mengatakan, Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Pekanbaru menyebutkan tidak ada dana pembangunan untuk sekolah Marjinal.

 

"Yang ditakutkan itu, ada pihak merasa dirugikan. Pengennya untuk pembangunan. Status kami ini memang marjinal, sementara kami bukan di induk, itu takutnya. Karena Dinas sudah menyampaikan kemarin anggaran pembangunan untuk marjinal tidak ada," saat bincang-bincang dengan RIAUONLINE.CO.ID, Kamis, 31 Maret 2016.

 

Baca Juga: Pak Firdaus, Kapan ke Sini? Lihat Sekolah Kami Dong

 

Sementara itu, Komisi X DPR RI yang membidangi Pendidikan, Zulfadhli sudah mengetahui perihal ini. Anggota DPR ini mengatakan, bangunan sekolah dan proses belajar seperti dialami murid SDN 135, tak jauh dari pembangunan kantor Pemerintahan Kota Pekanbaru, merupakan bukti nyata kelalaian Wali Kota Firdaus. 

 


"Ini sudah jelas kelalaian Wali Kota Pekanbaru sebagai penanggung jawab wewenang pendidikan di daerah," kata Zulfadhli saat bincang-bincang dengan RIAUONLINE.CO.ID, Selasa, 29 Maret 2016 lalu.

 

Puluhan murid SDN 135 Jalan Badak, Tenayan Raya, harus belajar di ruangan kelas yang tak mendukung. Di SDN 135 induk, plafon kelas sudah berjatuhan dan bocor-bocor.

 

Sekolah Laskar Pelangi

SEORANG guru perempuan hendak mengajar berhati-hati turun menuju lokal tempat murid-murid cabang SDN 135 belajar, Kamis, 31 Maret 2016. Sekolah ini disebut-sebut sebagai Sekolah Laskar Pelangi al Pekanbaru.

 

Kondisi lebih parah lagi terjadi SDN 135 yang menjadi cabangnya. Di sini, para murid harus berbagi dan belajar dalam kelas bekas bedeng pembuatan batu bata.

 

Klik Juga: Miris, Sekolah di Pekanbaru Ini Lebih Parah Dari Laskar Pelangi

 

"Kondisi ini seharusnya tak terjadi. Buat apa kita di Komisi X menganggarkan dana ratusan miliar bahkan trilunan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan ke daerah untuk rehab bangunan sekolah," kata Zulfadhli.

 

Oki, guru non Pegawai Negeri Sipil yang selama ini mengajarkan puluhan murid di SDN 135 juga mengatakan, sesekali mereka dapat bantuan berupa buku, seragam dan sepatu sekolah untuk murid.

 

Namun sekolah itu tidak mendapat bantuan khusus dari Pemerintah Kota Pekanbaru, lantaran hanya sekolah cabang atau yang lebih akrab dengan sebutan marjinal dari sekolah induknya SD Negeri 135, di Jalan Badak Ujung, Tenayan Raya, Pekanbaru.

 

"Banyak juga yang memberikan janji bakal membangun gedung yang layak, namun janji hanya tinggal janji. Mereka yang datang hanya memberikan angin surga tanpa ada realisasi," pungkasnya.

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline