Laporan: Azhar Saputra
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pembangunan Pos Polisi di persimpangan Jalan Sudirman dengan Kaharuddin Nasution, tepat di samping tulisan slogan Pekanbaru Kota Madani, di atas trotoar jalan mendapat protes dari pengamat perkotaan Pekanbaru, Mardianto Manan.
Mardianto mengatakan, bangunan yang berdiri di atas trotoar, seperti pagar makan tanaman. Ia mencontohkan pembangunan fasilitas umum di Pekanbaru, seperti halte bus Trans Metro maupun Pos Polisi.
"Ideal teorinya tidak boleh, kenapa tidak boleh, definisikan saja trotoar itu untuk apa. Trotoar adalah pinggiran jalan berfungsi untuk pejalan kaki," kata dosen planologi Universitas Islam Riau ini saat bincang-bincang dengan RIAUONLINE, Selasa, 29 Maret 2016.
Baca Juga: Saya Kecewa dengan Kinerja Polisi Tangani Kasus Anak Saya
Ia menjelaskan, pembangunan Pos Polisi di samping slogan Pekanbaru Kota Madani, keberatannya sudah disampaikan ke Direktur Lalulintas Polda Riau.
Mardianto menceritakan, ketika itu, ia bertemu Dirlantas saat ada rapat, dua hingga tiga pekan lalu di Senapelan. "Sempat tertunda beberapa hari (pembangunan). Sekarang tampaknya dimulai lagi, sudah mulai digesernya mundur di atas parit, dulunya kan di atas trotor," kata Mardianto.
SLOGAN Pekanbaru Kota Madani berdiri kokoh dan di sampingnya sedang dibangun Pos Polisi, diduga di atas trotoar, Selasa, 29 maret 2016. Padahal, peruntukkan trotoar untuk pejalan kaki.
Mardianto kemudian memberikan solusi, bangunan bisa didirikan, namun tidak di atas trotoar, melainkan di atas parit. Sehingga tidak menggangu dan mengambil hak pejalan kaki.
Klik Juga: Dua Anak Pengedar Sabu Ini Ingin Jadi Polisi dan Tentara
"Bangunan yang akan dibangun itu dibuat di belakang trotoar, atau di atas paret, jadi pejalan kaki tidak terganggu," katanya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline
