TI dalam Pelayanan Kesehatan di Tahun 2016: Merangkul Mobilitas

Pengguna-Smartphone.jpg
(INTERNET)

INOVASI tercipta ketika orang terinspirasi. Sementara tantangan memaksa perusahaan untuk terus menemukan cara-cara baru guna memberikan keunggulan kompetitif dan kita menjadi mudah untuk mengabaikan tempat kerja itu sendiri.

 

Kini, keberhasilan tergantung pada perampingan proses, dan menemukan cara paling efisien untuk menyelesaikan sesuatu, sampai ke lingkungan fisik dan digital para karyawan.

 

Dengan kebutuhan terus berkembang untuk mendukung gaya kerja jarak jauh dan inisiatif BYOD, TI dalam industri pelayanan kesehatan menjadi jauh lebih kompleks. Mobilitas mengubah pelayanan kesehatan karena para tenaga medis menggunakan perangkat dan metode kerja baru untuk memberikan perawatan lebih baik serta lebih cepat kepada pasien di mana saja.

 

Akibatnya, infrastruktur TI yang aman memberikan konten real time dibutuhkan untuk melayani pasien kini bukan sekadar menjadi suatu hal menyenangkan, tetapi sudah menjadi kebutuhan.

 

Apakah dengan memperluas aplikasi dan data ke cloud, atau hanya di luar ruang lingkup organisasi, kini para pelaku bisnis merangkul solusi mobilitas untuk menyediakan TI yang aman dan cepat.

 

Untuk mendapatkan keuntungan dari mobilitas pelayanan kesehatan sambil menghindari potensi risiko, organisasi perlu mengembangkan strategi terstruktur, yang menangani orang-orang, kebijakan dan teknologi yang ada di dalamnya.

 

Dalam artikel ini, diurai lima langkah untuk mengadopsi mobilitas dalam healthcare.

 

1. Memahami praktek terbaik dalam industri

Dengan munculnya perangkat-perangkat mobile, institusi pelayanan kesehatan harus beradaptasi dan memikirkan kembali langkah-langkah TI tradisional yang terbaik untuk memungkinkan penggunaan mereka yang aman.

 

Di masa lalu, organisasi sering fokus pada pengendalian perangkat. Namun, langkah-langkah terbaik yang terbaru telah berkembang di luar manajemen perangkat.

 

Institusi pelayanan kesehatan saat ini harus bisa mengatasi manajemen aplikasi dan data - terutama karena tenaga medis memerlukan akses on-the-go ketika mereka bergerak dari rumah sakit ke kantor ke klinik.


 

Misalnya, Sistem Informasi Kesehatan Terpadu (SIRST) di Singapura memanfaatkan virtualisasi desktop untuk memungkinkan staf pelayanan kesehatan untuk secara aman mengakses dan berbagi informasi pasien lebih cepat di seluruh rumah sakit umum, pusat-pusat spesialis dan poliklinik di dalam negeri.

 

Dengan akses yang lebih cepat ke sistem Rekam Medis Elektronik, solusi tersebut juga membantu memfasilitasi perawatan berbasis tim untuk peningkatan hasil pasien.

 

SIRST Chief Executive Officer, Dr Chong Yoke Sin, mengatakan, "Teknologi virtualisasi memungkinkan pengalaman desktop yang konsisten bagi tenaga medis dan staf pelayanan kesehatan ketika mengambil data terbaru tentang status pasien di fasilitas-fasilitas kesehatan yang berbeda. Hal ini mendorong untuk berbagi informasi yang efisien dan integrasi perawatan yang lancar sepanjang kontinum perawatan.”

 

Karena serangkaian jajaran aplikasi-aplikasi healthcare telah tersedia, para penyedia healthcare harus dapat dengan mudah mengakses sumber daya mereka pada perangkat apapun, di lokasi manapun.

 

Dengan manajemen mobilitas perusahaan, TI dapat memungkinkan karyawan untuk bergerak di luar jangkauan lokasi yang tetap dan PC standar untuk memungkinkan kebebasan baru dan fleksibilitas dalam cara orang bekerja.

 

2. Melibatkan Para Pelaku


Kebanyakan para profesional industri pelayanan kesehatan setidaknya memiliki apresiasi terhadap peningkatan kebutuhan mobilitas. Namun, banyak dari mereka masih belum sepenuhnya menghargai pentingnya hal tersebut dalam bisnis saat ini.

 

Para konstituen dan karyawan yang utama di berbagai departemen perlu terlibat di awal proses untuk memahami kebutuhan organisasi secara holistik. Hasil dari TI, keamanan, HR, hukum, serta tenaga medis yang utama harus diperhatikan untuk membantu menentukan kebijakan untuk penggunaan perangkat mobile dan konsumen apakah dimiliki perusahaan maupun BYOD.

 

3. Mendefinisikan kebijakan organisasi dengan jelas

Sebuah kebijakan organisasi yang jelas sangatlah penting. Idealnya, lembaga-lembaga pelayanan kesehatan harus merumuskan sebuah kebijakan yang memberdayakan para tenaga medis dengan akses mobile ke sumber daya yang diperlukan.

 

Pada saat sama, kebijakan tersebut perlu untuk melindungi organisasi tersebut dan privasi pasiennya. Ini hanya dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada pengguna tentang penggunaan yang bertanggung jawab dari perangkat pribadi mereka hanya untuk tujuan-tujuan kerja. Dengan demikian, organisasi kebijakan BYOD harus mengatasi beberapa bidang yang utama, yaitu kelayakan karyawan, keamanan dan kepatuhan, dan ketentuan-ketentuan hukum penggunaan.

 

4. Mengembangkan sebuah strategi teknologi

Organisasi harus mengadopsi berbagai teknologi untuk menyederhanakan dan memungkinkan mobilitas dengan aman pada perangkat apapun. Ketika perusahaan tanpa diragukan lagi akan menghasilan produk-produk standalone yang terbaik di kelasnya, sebuah perusahaan benar-benar inovatif dan dinamis akan mengembangkan sebuah strategi teknologi memastikan integrasi lancar di antara produk-produk tersebut. Integrasi ini adalah apa yang membedakan teknologi dari solusi, dan vendor dari mitra strategis.

 

5. Mempersiapkan Kesuksesan Peluncuran

Untuk mendorong kesuksesan adopsi, organisasi perlu untuk meresmikan rencana peluncuran mereka. Idealnya, bisnis harus menciptakan sumber daya yang membuatnya mudah bagi para tenaga medis dan karyawan lain untuk belajar tentang mobilitas.

 

Misalnya, kesuksesan untuk BYOD meliputi banyak proses, seperti pengaturan dari prosedur pendaftaran, menyediakan alat-alat yang memungkinkan pelayanan sendiri, dan membuat tingkat dukungan dan pemeliharaan.

 

Kini, mobilitas lebih dari sekadar perangkat. Hal ini tidak hanya mencakup perusahaan pelayanan kesehatan untuk sekedar mendukung mobilitas di tempat kerja.

 

Sebaliknya, administrator pelayanan kesehatan harus dapat memaksimalkan nilai investasi mereka dengan menerapkannya untuk menjawab tantangan bisnis mereka yang terbesar. Lima langkah yang diuraikan di atas dapat membantu organisasi meraup keuntungan dari mobilitas untuk keseluruhan bisnis, pada akhirnya memungkinkan para praktisi pelayan kesehatan untuk memberikan perawatan yang berkualitas dan waktu respon lebih cepat kepada pasien.

 

*Mark Micallef, Wakil Presiden Kawasan ASEAN, Citrix