RIAU ONLINE, PEKANBARU - Bupati Bengkalis, Amril Mukminin hingga kini belum bisa memberikan lahan akan digunakan sebagai embung besar di Kabupaten Bengkalis.
Embung dengan ukuran 60x40 meter tersebut diminta oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sebagai penampung air yang digunakan saat upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di gambut.
Alasan Bupati Amril Mukminin, sifat pembuatan embung di lahan warga tersebut hanya pinjam pakai milik warga atau perusahaan. Peminjaman menjadi sulit dilakukan karena warga tak mau meminjamkan lahannya untuk digunakan sebagai embung.
"Kita sulit mencari lahan seluas itu jika sifatnya hanya pinjam secara sukarela. Masyarakat kita masih rendah kepeduliannya terhadap lingkungan, apalagi tak adanya anggaran sewa atau bahkan ganti rugi lahan," ujar Amril, Rabu (2/3/2016).
(Baca Juga: Bengkalis dan Meranti Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan)
Padahal, jelas mantan anggota DPRD Bengkalis ini, Pemprov Riau meminta sediakan lahan sebesar itu setiap kecamatan. "Kita masih mencari siapa bersedia menghibahkan tanahnya untuk embung," harapnya.
Embung besar nantinya digunakan sebagai cadangan air saat karhutla di musim kemarau panjang tiba. Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Daerah (PK-PBD) Kabupaten Bengkalis, Suiswantoro, mengatakan, selama ini dalam pemadaman Karhutla masalah ditemui selalu ketersediaan air.
"Embung bisa digunakan untuk sumber air heli water bombing, yang daerahnya sulit sumber air. Selama ini, pemadaman selalu terkendala sumber air. Jikapun ada, jaraknya terlalu jauh ditempuh. Maka itu, nantinya embung itu jika jadi sebagai sumber persediaan air," ujarnya.
Selain embung, tuturnya, sekat kanal juga terus dibangun di Bengkalis guna mencukupi jumlah sekat kanal ditargetkan. Jumlah sekat kanal di Bengkalis, kata Suiswantoro, jumlahnya 25 unit dibangun sejak 2014-2015 lalu.
Pelaksana Tugas Gubernur Riau (Plt Gubri), Arsyadjuliandi Rachman dalam laporannya kepada Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukkam), Luhut Binsar Panjaitan, total sekat kanal sudah dibangun di Riau mencapai angka 8.530 sekat kanal.
(Klik Juga: Bupati Bengkalis: Ada Petinggi Perusahaan Jadi Tersangka Pembakaran Lahan)
"Kita sejak 2014 lalu telah melakukan pembangunan sekat kanal, bukan hanya dilakukan pemerintah, namun juga para pihak seperti Korem, Polda, perusahaan juga swadaya warga sendiri. Pembangunan ini terus kita lakukan secara terus-menerus," pungkasnya.
Silakan ikuti berita kebakaran hutan dan lahan dengan klik di sini
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline