Pembeli Enggan Belanja Usai Tahu Harus Bayar Plastik Rp 200

Belanja-Dikenai-Biaya-Plastik-Rp-200.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/FAKHRURRODZI)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Meski pemerintah telah mensosialisasi kebijakan plastik berbayar bagi pembeli yang berbelanja di retail, supermarket atau toko tradisional, masyarakat Pekanbaru menilai hal tersebut tak akan berdampak banyak pada jumlah pemakaian kantong plastik.

 

Rini, warga Jalan Pepaya menuturkan, kebijakan tersebut tak akan berdampak banyak pada berkurangnya pemakaian plastik saat belanja.

 

(Baca Juga: Banyak Belanja di Indomaret dan Alfamart, Banyak Juga Biaya Plastik Dikeluarkan

 

Mahasiswa Universitas Islam Riau (UIR) ini mengatakan, kantong plastik masih banyak digunakan masyarakat yang berbelanja di supermarket maupun retail toko biasa.

 

"Sama saja, tak ada bedanya. Saya beli keperluan di toko tadi masih diberikan kantong plastik gratis. Tak ada keharusan membayarnya. Tapi kalau di Indomaret dan Alfamart memang sudah diberlakukan. Makanya saya tak mau beli ke sana," ujar Rini kepada RIAUONLINE.CO.ID, Senin (22/2/20016).


 

Pemilik toko harian yang berada di jalan Pepaya depan Alfamart, Sari, mengatakan ia memang belum akan memberlakukan plastik berbayar tersebut.

 

Pasalnya, itu akan membuat para pelanggannya enggan berbelanja di toko miliknya karena harus membayar kantong plastik digunakan.

 

"Selain itu kita memang belum tahu kalau aturannya sudah sampai di sini, karena sudah kita juga belum dikasih tahu sama pemerintah tentang pemberlakukan plastik berbayar. Tapi kalau bisa janganlah diberlakukan, karena turun nanti pembeli kita," ungkap Sari ketika ditemui.

 

Pelayan retail Alfamart Jalan Pepaya mengatakan, pemberlakuan kantong plastik berbayar memang berpengaruh pada pembeli yang datang dan berbelanja di tempatnya.

 

(Klik Juga: (Video) Aksi Perampok Indomaret di Pekanbaru Terekam CCTV

 

Kebanyakan pembeli yang datang merasa keberatan atas kewajiban mereka membayar kantong plastik digunakan. Bahkan, sebagian pembeli tersebut urung membeli karena tak mau membayar kantong plastik seharga Rp 200.

 

"Banyak yang protes dan keberatan atas kebijakan plastik berbayar kita terapkan sejak kemarin. Malah sebagian mereka batal membeli karena tak mau membayar plastiknya. Padahal barang sudah diambil dan dihitung. Cuma karena Rp 200 saja, mereka batal belanja dan keluar sambil ngomel-ngomel," terangnya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline