Alasan Ini Kenapa Paus Fransiskus Minta Maaf ke Pemeluk Protestan

Paus-Fransiskus-Pemimpin-Gereja-Katolik.jpg
(REUTERS)

RIAU ONLINEPemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus meminta maaf kepada pemeluk Kristen lainnya atas penganiayaan Gereja Katolik Roma berabad-abad kepada mereka. 

 

Permintaan maaf Paus Fransiskus kepada pemeluk Kristen Protestan ini dilakukan jelang kunjungan ke Swedia, akhir tahun ini untuk memperingati hari jadi ke-500 awal Reformasi Protestan. (Baca Juga: Paus Berang saat Tahu Dokumen Rahasia Vatikan Bocor

 

Pada Senin (25/1/2016) pada penutupan pertemuan Vatikan selama seminggu untuk persatuan Kristen, Paus meminta maaf kepada pendengarnya, termasuk perwakilan dari agama-agama lain, "pengampunan bagi perilaku yang tidak Injili oleh umat Katolik terhadap umat Kristen dari gereja-gereja lain."

 

Permintaan maaf tersebut bertepatan dengan pengumuman Vatikan, tentang Paus akan mengunjungi kota Lund di Swedia Selatan, di mana Federasi Lutheran didirikan pada 1947, untuk pelayanan bersama dengan Gereja Lutheran dalam memulai peringatan Reformasi.


 

Martin Luther, teolog Jerman dan biarawan, seperti dilansir dari voaindonesia.com, merintis Reformasi Protestan pada 1517, dengan serangkaian tulisan isinya menuduh Gereja Katolik menjual pengampunan dosa dengan imbalan uang.

 

Teologinya menantang langsung otoritas dan jabatan Paus dengan mengajarkan, Alkitab adalah satu-satunya sumber ilahi mengungkapkan pengetahuan dari Tuhan. (Klik Juga: H Agus Salim: Alhamdulillah, Adik Saya Punya Agama Baru, Katolik

 

Ajaran-ajaran itu memicu perpecahan politik disertai kekerasan di seluruh Eropa, peperangan bertahun-tahun, penghancuran biara-biara di Inggris, dan pembunuhan sejumlah orang yang dianggap murtad oleh kedua belah pihak.

 

Paus Fransiskus menjadikan dialog dengan agama-agama lain, ciri unik dari kepausannya, dan beliau telah mengunjungi Gereja Lutheran di Roma dan komunitas Protestan di Italia utara.

 

Warga Katolik yang tradisional menuduh Fransiskus memberikan terlalu banyak konsesi kepada Gerjea Lutheran, terutama dalam liturgi doa bersama yang akan dipergunakan kedua agama itu untuk memperingati Reformasi Protestan pada 2017 mendatang.

 


Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline