RIAU ONLINE, PEKANBARU - Bus air yang digadang-gadangkan mampu membuka akses transportasi warga yang berada di sekitar tepian Sungai Siak, seperti di Okura, dan Tenaya Raya, kini hanya bisa tersandar manis di Pelabuhan Sungai Duku.
Padahal, speed boat terbuat dari bahan fiber itu baru saja diresmikan oleh Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, 29 Oktober 2015 lalu. Tak lebih dari tiga bulan, moda transportasi bantuan dari Pemerintah Provinsi Riau itu, akhirnya mangkrak. (Baca Juga: Bus Air Tiga Jama Lalui Rute Habiskan 200 Liter Premium)
Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu (9/1/2016), bus air diberi nama Senapelan itu tersandar di pelabuhan Sui Duku. Loket penjualan karcis sama sekali tak buka, penumpang pun tak ada.
Padahal, hari ini, Sabtu, merupakan jadwal pengoperasian bus air tersebut. Dalam sepekan, hanya empat kali difungsikan, setiap Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu.
RIAUONLINE.CO.ID sempat mengikuti pengoperasian Bus Senapelan ini pertama kali, usai digratiskan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Ketika itu, Selasa, 3 November 2015, untuk sekali berangkat saja dengan rute Pelabuhan Sungai Duku-Okura-Meranti Pandak, bahan bakar dihabiskan mencapai 200 liter.
"Satu kali perjalanan sekitar 200 liter premium untuk bahan bakar," kata Kapten Bus Air Kapal Senapelan, Kamal, ketika itu saat bincang-bincang, di Pelabuhan Sungai Duku. (Klik Juga: Pelabuhan Bus Air di Okura tak Nyaman)
BUS Air Senapelan tersandar di Pelabuhan Sungai Duku, Sabtu (9/1/2016). Sudah beberapa pekan ini bus air ini tak beroperasi lagi.
Seorang porter di Pelabuhan Sungai Duku, Firman mengatakan, bus air memang sudah cukup lama tak beroperasi. Namun ia tak tahu alasan mengapa bus air tersebut tak lagi beroperasi.
"Sudah lumayan lamalah bus itu gak jalan lagi. Cuma berapa lama waktunya saya gak ingat. Yang jelas bus itu cuma parkir saja di situ," ungkap Firman, Sabtu (9/1/2016).
Pelayaran perdana Bus Air Senapelan dimulai pukul 09.00 WIB dan hanya membawa tiga penumpang saja. Setiap penumpang membayar tiket Rp 15 ribu. (Lihat Juga: Pelayaran Perdana Bus Air Sepi Penumpang)
Jika ditotal pelayaran pertama Bus air hanya menghasilkan Rp 45 ribu, sedangkan biaya operasional dikeluarkan sekitar Rp 1,5 juta. Jika terisi penuh penumpang, Kapal Senapelan ini mampu membawa 40 penumpang di luar awak.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline