RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gedung Gelanggang Remaja yang digunakan sebagai tempat perhelatan kongres HMI tampak begitu kotor dan berantakan dengan tumpukan sampah berserak di berbagai sisi.
Tidak ada petugas pembersih sampah mengumpulkan sampah yang berserakan tersebut. Kebanyakan sampah bungkus nasi kotak dari peserta kongres tersebut mulai mengluarkan aroma tidak sedap. Namun tetap tak dibersihkan.
Pedagang yang berjualan di sekitaran arena kongrespun mulai mengeluh karena khawatir akan berpengaruh buruk pada penjualan mereka. Kebanyakan yang protes adalah penjual makanan dan minuman karena khawatir calon pembeli akan kehilangan selera. (KLIK: Molor Lagi, Begini Cerita Dari Ruang Kongres HMI)
"Kita di sini sudah sewa tempat mahal-mahal tapi kenapa sampah saja tak diangkut oleh mereka. Mana panitianya, kalau seperti ini kita khawatir akan punya pengaruh buruk pada dagangan kita," keluh Raja Ulil Albab salah seorang penjual kopi kepada RIAUONLINE.CO.ID, Jumat (27/11/2015).
Raja kecewa karena panitia tidak berikan fasilitas memadai. "Kalau saya diminta 100 ribu oleh panitia, terus orang yang jual baju di depan sana ditarik 200 ribu. Itu diminta tiap hari. Kita kecewa karena panitia tak sediakan apapun untuk uang 100 sampai 200 ribu itu," ungkap Raja.
Mahasiswa asal Universitas Islam Riau ini juga menyayangkan panitia meminta uang sewa nominal cukup tinggi. Ia mengaku untung yang ia dapat kadang tak cukup untuk membayar uang sewa yang diminta.
"Saya cuma jual kopi saja sama pop mie. Berapalah untungnya tapi panitia minta tinggi sekali nominalnya," tandas Raja.