Akbar Tanjung Sebut Kerusuhan HMI Ulah Romli

Kader-HMI-Persenjatai-dengan-Kayu.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/SAAN)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Ribuan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cukup buat warga Kota Pekanbaru kerepotan. Sejak awal tiba, mereka sudah buat rusuh di Jalan Jenderal Sudirman. Tidak mau bayar makan di Indragiri Hulu, sampai mobil polisi penyok dipukul lantaran tidak kebagian nasi.

 

Mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Akbar Tanjung mengeluhkan kericuhan yang mewarnai setiap penyelenggaran kongres HMI. Akbar menyarankan agar Pengurus Besar (PB) HMI membuat aturan lebih ketat saat menggelar kongres HMI terutama untuk mengatur rombongan HMI di luar undangan. "HMI sejak awal diingatkan aturan untuk Romli (rombongan liar)," kata dia kepada Tempo, Ahad, 22 November 2015. Sebagaimana dikutip RIAUONLINE.CO.ID. (KLIK: Ini 8 Perangai Buruk Kader HMI Makassar di Negeri Orang)

 

Romli, kata Akbar Tandjung, adalah kader HMI yang tak termasuk dalam undangan kongres. Karena itu Akbar ingin para Romli tersebut diatur secara ketat sejak awal pembahasan kongres HMI.

 


Aturan tersebut harus disampaikan PB HMI ke seluruh jajaran organisasi hingga tingkat bawah. Hal itu dilakukan agar pelaksanaan kongres HMI berjalan teratur. Selain itu, Akbar ingin ada evaluasi, sistem dan metode kurikulum pengkaderan agar sesuai dengan dinamika organisasi.

 

Sebelumnya, di Makassar, 1.048 kader HMI dari wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat juga meminta tiket kapal gratis kepada PT Pelni. Mereka menggelar aksi dan memaksa untuk naik kapal tanpa bayar. Sempat terjadi kerusuhan, namun akhirnya PT Pelni mengalah dan memberangkatkan mereka. Penjabat Hubungan Masyarakat Pelabuhan Makassar Erisanty mengatakan, dari total anggota HMI yang berangkat, tercatat 1.025 mahasiswa tidak memiliki tiket. “Mereka diberi tiket gratis. Tidak membayar sedikit pun,” ujarnya. (lihat: Lokasi Kongres Dipakai Untuk Main Bola)

 

Kemarin ribuan kader HMI melakukan aksi tutup jalan dan membakar ban di depan gedung olah raga ( GOR ) Pekanbaru. Akibatnya terjadi kemacetan panjang di jalan protokol itu. Tidak hanya itu, ribuan anggota HMI itu jgua merusak fasilitas umum. Kaca gedung Gor Gelanggang Remaja pecah di lempari batu, begitu juga pagar, dan lampu taman dirusak. Ribuan mahasiswa itu mengamuk menuntut untuk disediakan penginapan dan akomodasi.

 

Di hari yang sama, para kader HMI itu juga berulah di Kabupaten Indragiri Hulu. Anggota HMI sebanyak 21 bus menolak membayar setelah makan di Rumah Makan Umega, Desa Kota Lama. Habis makan mereka langsung kabur, dan tidak mau membayar," kata Kepala Kepolisian Resor Indragiri Hulu, Ajun Komisaris Besar, Ary Wibowo, saat dihubungi Tempo, Minggu, 22 November 2015. Hal itu membuat puluhan pemilik warung merugi belasan juta rupiah.