Mahasiswa Sakai: Pemerintah Serakah Babat Hutan Kami

Sakai.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/Zuhdi Febrianto)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Gerakan Mahasiswa Sakai Riau menuntut pemerintah Riau segera melakukan tindakan cepat dan konkret dalam mengatasi bencana asap di Riau.

 

Mahasiswa Sakai menuding pemerintah sengaja hendak membunuh masyarakat Riau dengan cara perlahan. Terutama masyarakat adat Sakai yang selama ini memang jauh dari perhatian dari pemerintah. (BACA: Ingin Mengungsi? Silakan ke Kediaman Gubernur Riau)

 

Koordinator Aksi, Andika mengatakan dulunya provinsi Riau masih memiliki keasrian dan kelestarian hutan alam yang luas dan terjaga. Setelah pemerintah melakukan pembabatan habis-habisan untuk mengejar devisa negara, Riau mulai rusak.

 

"Nenek moyang kami yang telah hidup ratusan tahun dulu selalu bisa bersahabat dengan alam dan melestarikan alam tanpa kekurangan sedikitpun. Tapi setelah adamya pemerintah, dengan keserakahannya mereka membabat habis hutan kami dan menggantinya dengan sawit dan akasia," ujar Andika yang juga mahasiswa Universitas Islam Riau ini, Sabtu (24/10/2015).

 


Sedangkan Koordinator Umum, Rianto meminta kepada pemerintah untuk menpertanggungjawabkan apa yang telah diwariskan oleh mereka pada masyarakat Riau terkhusus masyarakat Sakai. (KLIK: Sudah 600 Ribu Masker Dibagikan Untuk Warga Riau, Cukup?)

 

 

"Pemerintah harus bertanggung jawab atas nasib kakek-nenek kami dan seluruh keluarga kami yang sampai sekarang masih dalam keadaan di bawah kemiskinan. Jangan lagi habisi dan usik hutan-hutan yang tersisa sedikit untuk mereka lestarikan," teriak Rianto dengan megaphone.

 

"Sedikit bercerita bahwa dulunya nenek moyang kami dapat merasakan kemakmuran dan kesejahteraan lewat memancing, memasang jerat, berburu, mencari rotan hingga cari kayu besi yang semuanya disediakan secara melimpah ole alam. Namun yang terjadi hari ini adalah pemerintah malah merusaknya," tambah Rianto.

 

Aksi yang dilakukan di Tugu Zapin ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di Pekanbaru. Jumlah mereka berkisar 20 orang lebih.

 

Terakhir mereka menuntut kepada pemerintah untuk melakukan langkah penanggulangan medis yang sigap dan cepat dengan melakukan langkah taktis yang cepat.

 

"Kita minta pemerintah Riau untuk menyediakan tempat evakuasi yang aman dan steril dari asap bagi masyarakat beserta lengkap dengan fasilitasnya. Kita juga meminta penyediaan oksigen yang cukup. Pemerintah juga harus mengaktifkan puskesmas maupun posko kesehatan di semua tempat di Riau selama 24 jam penuh hingga desa," tandas Andika.