Riau Berasap, LAM: Kita Seperti Tak Punya Presiden

Al-Azhar.jpg
(INTERNET)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Satu tahun pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan Jusuf Kalla menuai banyak kritikan. Pada penanganan bencana asap misalnya, Presiden Jokowi dianggap sangat gagap menangani sehingga bencana asap semakin parah di Indonesia, begitu juga di Riau.

 

Ketua Lembaga Adat Melayu Riau, Al Azhar mengatakan Indonesia seperti tak punya presiden. Ia menilai presiden tidak memberikan dampak baik apapun bagi Riau. "Kita di Riau ini seperti tak punya presiden saja. Lihat saja asap makin parah setiap harinya. Ini apa bedanya dengan tak berpresiden? Kan sama saja," ujar Al Azhar ketika ditemui di Balai Adat LAM Riau, Rabu (21/10/2015). (KLIK: Asap Sebabkan Genosida Melayu Riau Bakal Sampai PBB)

 

Al Azhar mengatakan pada pemerintahan presiden Jokowi ini, kondisi asap bukannya membaik, justru sebaliknya kian memburuk. "Ini rekor asap terparah selama Indonesia ada. Asap di Riau sudah sampai menguning sekarang ini. Kondisi ini bukan hanya terjadi di Riau, tapi hampir seluruh pulau besar di Indonesia kecuali Jawa," keluh Al Azhar.

 

Pada pemerintahan ini menurut Azhar, tidak ada bedanya dengan rezim-rezim sebelumnya. Saat ini pemerintah juga tidak memberikan perhatian dan penghormatan lebih kepada suku adat yang sengaja dipinggirkan oleh negara.

 


"Dari jaman orde lama, orde baru sampai pasca reformasi yang telah berganti 7 kali presiden, tak ada satupun presiden yang perhatian pada eksistensi masyarakat adat. Mereka yang harusnya menjadi orang pribumi di tanahnya malah disebut orang pinggir," ujar Al Azhar. (BACA: Asap Masuk Rumah, Warga Riau Ramai-Ramai Borong Oksigen)

 

"Mereka telah dipinggirkan secara struktural, bukan hanya secara struktural. Secara struktural itu artinya mereka sengaja dipinggirkan dengan kebijakan-kebijakan dan sikap pemerintah. Mereka sengaja diisolasi di hutan dan rimba," geramnya.

 

Azhar contohkan masyarakat adat yang ada di Riau. Mulai dari Suku Sakai, Petalangan, Talang Mamak hingga suku Laut tak punya keistimewaan lebih. "Jangankan keistimewaan, persamaan saja tak ada," ungkapnya.

 

"Lihatlah sekarang betapa parahnya nasib masyarakat suku pribumi yang dianggap pedalaman. Akibat asap ini apa mereka berikan perhatian pada mereka? Apa mereka pernah ingin tahu bagaimana kondisi mereka tanpa obat-obatan, masker apalagi penyaring udara dengan rumah yang banyak berlubang besar? Sampai situkah mereka berpikir pemerintah ini?" ujarnya. (LIHAT: Marwan Yohanis: Jokowi Terlalu Banyak Janji Kurang Bukti)

 

Azhar menyebutkan, masyarakat Riau mesti mulai menyiapkan diri untuk melakukan konsolidasi bersama demi nasib rakyat Riau ke depan. Sebab kata dia, rakyat Riau tak bisa berlama-lama menderita karena ketidakmampuan negara dalam menjaminnya.

 

"Kita harus mulai melakukan konsolidasi bersama untuk memandirikan masyarakat Riau. Kita harus mulai bisa mengurus diri kira sendiri tanpa negara lagi," tandasnya.