700 Mahasiswa Indonesia-Malaysia Cegah Karhutla Riau

Baliho-KKN-Kebangsaan.jpg
(INTERNET)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Kuliah Kerja Nyata (Kukerta/KKN) Kebangsaan 2015 mengangkat tema pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Masyarakat akan diberi penguatan dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. Dalam program ini, Universitas Riau (UR) didaulat sebagai tuan rumah oleh BKS-PTN Barat.

 

"KKN Kebangsaan kali ini akan memberi penguatan dan program pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) berbasis Masyarakat. Hal ini dilatarbelakangi oleh karakteristik ekosistem daratan maupun ekosistem perairan Provinsi Riau serta permasalaahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla)," kata Staf Humas UR, Wendi Kurniawan, kepada RIAUONLINE.CO.ID, Sabtu (25/7/2015). 

 

Pada 28 Juli mendatang, tuturnya, kegiatan diawali ramah tamah seluruh rektor se-Indonesia di Gubernuran Pekanbaru, Pukul 19.00 WIB. "Selanjutnya, pelaksanaan KKN dimulai 29 Juli dan berakhir 31 Agustus 2015," ungkap Wendi.

 

KKN Kebangsaan merupakan salah satu wujud Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat yang melibatkan mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri/Swasta se-Indonesia.

 


Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat saling bertukar informasi, melakukan pengembangan ilmu dan teknologi serta mampu mengaitkan antara teoritik dengan kondisi empirik-praktis.

 

Sehingga mahasiswa dapat meningkatkan kompetensi diri menghadapi berbagai persoalan yang terjadi secara nyata. Dalam pelaksanaannya Universitas Riau menunjuk Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) sebagai panitia pelaksana KKN Kebangsaan.

 

Ketua Pelaksana, Dr Suwondo, MSi menyebutkan, peserta KKN Kebangsaan 2015 akan diikuti sekitar 700 orang mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri se-Indonesia dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM). Mereka akan ditempatkan selama satu bulan di lokasi KKN. 

 

Lokasinya berada pada daerah yang memiliki potensi dan karakteristik rentan terhadap Karhutla seperti Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Meranti, Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan.

 

Ketua LPPM UR, Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE. MP menjelaskan, kebangsaan tidak jauh berbeda dengan KKN reguler. Nilai tambah adalah peserta KKN Kebangsaan berasal dari Perguruan Tinggi se-Indonesia, waktu pelaksanaan lebih singkat dan tema program kegiatan yang telah dipersiapkan secara baik.

 

"Dukungan berbagai pihak, baik instansi pemerintah maupun dunia usaha sangat kami harapkan untuk menyukseskan kegiatan ini," ungkapnya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline